Kota Bima, Lensa Post NTB - Anggota DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) H.M.Syafrudin, ST, MM kemarin sambangi Masyarakat Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba Kota Bima, kunjungan Anggota DPR RI dua periode ini selain melaksanakan silaturrahmi dengan warga setempat, juga sekaligus menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan.
Kunjungan kerja putra asal Bima yang sangat familiar dikancah bursa politisi ini disambut hangat dan direspon positif warga Ntobo, hal ini diungkapkan Ketua Karang Taruna Ntobo, Agussalim, Ia sangat mengapresiasi kedatangan anggota DPR RI yang alhamdulillah mau melirik kelurahan Ntobo untuk mengadakan empat pilar kebangsaan ditengah jadwalnya yang sangat padat sebagai politisi dan legislator untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Agussalim juga memuji keberadaan Bapak H.M.Syafrudin ST.MM yang intens blusukan tanpa memandang status sosial masyarakat, "balihonya menyebar mulai dari pelosok sampai ditiap tiap kelurahan dan desa, dan beliau mau merangkul semua kalangan", puji Agus.
Disela-sela dialog interaktif, masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk untuk mengusulkan kebutuhan sosial dan kepentingan warga Ntobo, seperti halnya usulan Lurah Ntobo tentang air bersih, sementara pegiat LSM Bapak Sudirman mengusulkan agar kurikulum PMP dimasukkan kembali untuk penyelamatan generasi muda dan pendidikan sebagai pion terdepan untuk terus ditingkatkan kualitasnya baik dari pendidik ataupun anggaran yang begitu besar dari APBN sebesar 20 persen.
Pada kesempatan itu, H.M.Syafrudin, ST.MM memaparkan bahwa kejadian gempa dilombok itu adalah peringatan untuk kita semua, pemerintah sudah berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin, pada kesempatan tersebut, H. Syafrudin juga mengomentari Instruksi Presiden tentang bencana Lombok. Seharusnya Inpres tersebut tidak dikhususkan Lombok, tetapi juga Sumbawa bahkan Bima, karena daerah lain juga akan berimbas akibat gempa tersebut.
Di momen silaturrahmi tersebut, H. Syafrudin mengajak kepada seluruh masyarakat kelurahan ntobo agar bisa menggunakan hak pilihnya tanpa mengedepankan politik praktis dan transaksional, ditahun politik ini jangan sampai terjadi gejolak lantaran perbedaan pilihan, dinamika politik harus diterima secara dewasa oleh semua kalangan masyarakat, harapnya. (LP.NTB/ 01)
Kunjungan kerja putra asal Bima yang sangat familiar dikancah bursa politisi ini disambut hangat dan direspon positif warga Ntobo, hal ini diungkapkan Ketua Karang Taruna Ntobo, Agussalim, Ia sangat mengapresiasi kedatangan anggota DPR RI yang alhamdulillah mau melirik kelurahan Ntobo untuk mengadakan empat pilar kebangsaan ditengah jadwalnya yang sangat padat sebagai politisi dan legislator untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Agussalim juga memuji keberadaan Bapak H.M.Syafrudin ST.MM yang intens blusukan tanpa memandang status sosial masyarakat, "balihonya menyebar mulai dari pelosok sampai ditiap tiap kelurahan dan desa, dan beliau mau merangkul semua kalangan", puji Agus.
Disela-sela dialog interaktif, masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk untuk mengusulkan kebutuhan sosial dan kepentingan warga Ntobo, seperti halnya usulan Lurah Ntobo tentang air bersih, sementara pegiat LSM Bapak Sudirman mengusulkan agar kurikulum PMP dimasukkan kembali untuk penyelamatan generasi muda dan pendidikan sebagai pion terdepan untuk terus ditingkatkan kualitasnya baik dari pendidik ataupun anggaran yang begitu besar dari APBN sebesar 20 persen.
Pada kesempatan itu, H.M.Syafrudin, ST.MM memaparkan bahwa kejadian gempa dilombok itu adalah peringatan untuk kita semua, pemerintah sudah berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin, pada kesempatan tersebut, H. Syafrudin juga mengomentari Instruksi Presiden tentang bencana Lombok. Seharusnya Inpres tersebut tidak dikhususkan Lombok, tetapi juga Sumbawa bahkan Bima, karena daerah lain juga akan berimbas akibat gempa tersebut.
Di momen silaturrahmi tersebut, H. Syafrudin mengajak kepada seluruh masyarakat kelurahan ntobo agar bisa menggunakan hak pilihnya tanpa mengedepankan politik praktis dan transaksional, ditahun politik ini jangan sampai terjadi gejolak lantaran perbedaan pilihan, dinamika politik harus diterima secara dewasa oleh semua kalangan masyarakat, harapnya. (LP.NTB/ 01)