Lambu Bima, Lensa Pos - Setelah puluhan tahun
tinggal di Bima, seorang anggota TNI AD mengaku bahwa kalau tidak ada keributan
di Bima rasanya “kurang seni”. Pernyataan ini mengungkap fakta bahwa orang Bima
sudah terbiasa dengan keributan. Yang dimaksud dengan orang Bima di sini adalah
mereka yang berasal dari seluruh wilayah kota dan kabupaten Bima. Bentrok atau
keributan antar warga nyatanya memang sering kali terjadi, baik di wilayah kota
maupun kabupaten. Bentrokan yang terjadi bisa melibatkan puluhan hingga ratusan
orang. Bentrokan antar warga umumnya terjadi akibat adanya dendam lama.
Persoalan yang sudah bertahun-tahun terpendam bisa seketika muncul. Dalam
banyak kesempatan dendam atau luka lama itu akan terbuka saat ada hiburan organ
tunggal. Diawali dengan cekcok mulut, saling klaim, lalu terjadilah adu parang
dan jatuh korban. Demikian seterusnya hingga melahirkan dendam-dendam baru.

Kegiatan TMMD 103 sebagai
wujud kehadiran TNI

Pada Senin lalu (5/11)
Komandan SSK TMMD 103 Kodim 1608, Kapt. Inf. Junaid mengatakan bahwa program
yang hampir rampung ini lebih banyak dilakukan di Desa Lambu. Pembukaan jalan
sepanjang 3,2 km telah selesai dilakukan. Renovasi masjid dan pembangunan dua unit
Pos Kamling pun telah memasuki tahap akhir. Sementara itu di Desa Soro yang
menjadi pintu masuk menuju Desa Lambu dan terletak di kota kecamatan,
pengerjaan renovasi masjid dan pembangunan Pos Kamling sudah tuntas
dilaksanakan. M. Kasim (47), Kepala Desa Lambu, bersyukur atas kehadiran TNI di
tengah warga desanya yang berjumlah 1800 jiwa dengan 700 Kepala Keluarga. Warga
Desa Lambu sendiri bermata pencaharian sebagai petani bawang, jagung, dan
kacang.“Desa kami letaknya paling ujung
timur, tapi TNI tetap mau datang”, sebut M. Kasim seraya mengucapkan terima
kasih kepada TNI yang mau tinggal bersama warga selama program berlangsung.
Jalan sepanjang 3,2 km
yang telah dibuka dan segera dapat digunakan itu amat bermanfaat bagi warga
dalam mendistribusikan hasil kebun mereka. Desa Lambu sendiri terkenal sebagai
penghasil bawang merah dengan kualitas yang baik. Bagi warga Desa Nggelu, jalan
ini juga bermanfaat dalam menghemat waktu perjalanan menuju pusat kota
kecamatan. Antusiasme warga untuk terlibat dalam proses pengerjaan fisik turut
menentukan keberhasilan program ini. “Di
sini ada sembilan RT, setiap hari satu RT secara bergantian (bekerja bersama
satgas)”, ujar M. Kasim. Tidak heran jika setiap harinya ada puluhan warga
yang turut berjibaku bersama satgas TNI dalam pekerjaan fisik di desanya ini. Selain
pekerjaan fisik, TMMD 103 di Desa Lambu ini juga mengadakan kegiatan non fisik
berupa penyuluhan di berbagai bidang, seperti wawasan kebangsaan, kesehatan,
bahaya narkoba, ekonomi dan perbankan, ketahanan pangan, kebudayaan dan
pariwisata, hukum, juga pemutaran film tentang Keluarga Berencana dan kisah
perjuangan.
Tabligh Akbar : Cara
religius meredam konflik
Mengenai tingginya minat
warga desa untuk terlibat dalam program ini juga dipengaruhi oleh satu faktor
penentu, yakni rasa segan, hormat orang Bima kepada TNI. Sikap seperti ini
diamini oleh berbagai kalangan masyarakat di Bima. Sikap ini juga kerap
ditunjukkan dalam berbagai kegiatan, bahkan dalam peristiwa bentrokan atau
keributan. Pada banyak peristiwa bentrokan, kehadiran anggota TNI dapat meredam
suasana yang sudah panas. Sikap warga desa (orang Bima) seperti di atas menjadi
satu nilai lebih bagi TNI untuk semakin mempererat kemanunggalannya dengan
rakyat. Sebuah contoh yakni ajakan untuk menggelar Tabligh Akbar sebagai
peredam aksi bentrokan para pemuda di sekitar Kecamatan Sape dan Lambu. Tabligh
Akbar ini dibuat di Masjid Jami Arrahman, Desa Rai Oi, Sape pada Sabtu malam
(20/10/2018). Tema yang diusung adalah “Mewujudkan Generasi Muda Berkarakter,
Beriman dan Bertakwa Menuju Desa yang Maju Sejahtera dan Demokratis”.
Kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan di tengah kesibukan program TMMD 103 ini dapat diterima dengan
baik dan dihadiri oleh ratusan masyarakat Sape dan Lambu. Dengan mengutip Surat
Al-Asr, Dandim Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra mengajak warga untuk
menatap masa depan dengan mengambil pelajaran dari masa lalu. Apa yang tidak
baik pada masa lalu patut dilupakan. Sementara itu Ustadz Adnin SQ, MPd
menegaskan bahwa generasi muda saat ini butuh bimbingan, butuh silaturrahim,
dan saling mengingatkan demi sukses di masa depan. Pada akhir acara, para
perwakilan pengurus karang taruna se-kecamatan mengucapkan ikrar kebangsaan.
Kemah Bela Negara : Perhatian
Pada Generasi Muda Bima
Satu kegiatan lain yang
juga dilakukan dalam rangka TMMD 103 ini adalah mengadakan Kemah Bela Negara
bagi para pramuka di Bima. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kwartir
Pramuka Cabang Bima (Kwarcab Bima) dengan Kodim 1608 Bima. Kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 10-13 November 2018 di Bumi Perkemahan Kuwu Ruma,
Lambu. Penutupan Kemah Bela Negara ini rencananya akan digabungkan dengan
penutupan Program TMMD 103 di Lapangan Desa Lambu pada 13 November mendatang. Ada
sekitar 800 orang peserta dari tingkat penggalang dan penegak yang berasal dari
sekolah menengah (SMP dan SMU) di seluruh Bima. Kemah Bela Negara ini
dilangsungkan dengan tema “Kami Pramuka Siap Menjadi Generasi Muda Yang
Berkarakter Guna Mewujudkan Masyarakat Sejahtera, Maju dan Demokratis”. Tema ini
sejalan dengan tema program TMMD 103.
Sertu
Agus Budi, salah satu instruktur Kodim 1608, menguraikan materi yang akan
disajikan dalam kegiatan ini. Materinya berupa pengetahuan tentang TNI AD, bela
negara dan wawasan kebangsaan, pencegahan paham radikalisme, pengenalan
navigasi darat, juga teknik-teknik survival serta teknik pedakian gunung.
Mengenai pencegahan paham radikalisme akan disajikan langsung oleh perwakilan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Bermacam materi di atas diberikan dengan tujuan
agar para peserta memiliki kemampuan sebagai penerus bangsa, menjadi komponen
dalam bela negara dan pembangunan nasional sesuai dengan hak dan kewajibannya
sebagai warga Bima dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembinaan
sejak usia remaja ini penting untuk membentuk generasi penerus yang lebih siap
mengahadapi beragam persoalan di masa mendatang. Kemah
Bela Negara ini dilihat sebagai salah satu wujud kepedulian Kodim 1608 kepada
generasi muda Bima. Masa depan Bima ada di tangan generasi muda ini. Karakter
keras orang Bima akan tetap ada, juga dimiliki oleh generasi muda ini. Sekarang
tinggal bagaimana menyalurkan karakter itu dalam wadah yang benar agar hasilnya
menjadi baik bagi semua. Dan TNI AD melalui Kodim 1608 Bima menemukan wadah itu
dalam kegiatan TMMD, Tabligh Akbar, dan Kemah Bela Negara. (LP.NTB/ TMMD)