Dompu, Lensa Post - Disebutkan bahwa nenek moyang orang Indonesia, berasal dari daratan Cina Selatan yang bermigrasi dengan perahu ke arah selatan, ribuan tahun yang lalu. Budayawan Dompu, Ir. Nurhaidah menyebutkan gelombang migrasi ini masuk ke Sulawesi dan menetap sampai ke Sulawesi Tengah. Para pengembara ini masuk dalam rumpun Austronesia yang menyebar dari Madagaskar sampai Pasifik. Pada saat itu gelombang kedua datang ke Sulawesi dengan membawa kebudayaan zaman besi. Dengan alat-alat besi ini, mereka bisa membuat berbagai model peninggalan dari batu atau dikenal dengan Megalith (Bernard H. M. Vlekke, 2016).
"Hasil
riset Balai Arkeologi menemukan adanya Jejak migrasi para pengembara ini
di Dompu. Salah satunya adalah Timbu," ungkap Nurhaidah. Timbu (lemang
dalam Bahasa Indonesia) adalah penganan terbuat dari beras ketan yang diberi
santan dan dimasukkan dalam seruas bambu. Sebelumnya di dalam ruas bambu
tersebut dimasukkan daun pisang yang digulung. Lalu dimasak dengan cara
dibakar. "Timbu itu jejak budaya Austronesia ribuan tahun yang lalu yang
sampai sekarang masih ditemukan di pasar bawah Dompu," sebut putri budayawan
almarhum Israil M. Saleh ini. Dikatakannya pada zaman dulu ada tradisi Lai
Fare (mengangkut padi) dari sawah ke lumbung (Jompa) secara bersama-sama
oleh masyarakat sekitar. Sistem upahnya adalah Karawi Ndece (kerja
bergilir). "Tetangga atau saudara yang ikut membantu disuguhi
kuliner khas Timbu ini yang dibuat dalam jumlah banyak, untuk suguhan dan
untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. (TIM
LENSA POST * EMO)