BPOM Pastikan Produksi Pangan Bima - Dompu Selama Ramadhan, Aman dari Bahan Berbahaya

Kategori Berita

.

BPOM Pastikan Produksi Pangan Bima - Dompu Selama Ramadhan, Aman dari Bahan Berbahaya

Koran lensa pos
Kamis, 30 Mei 2019
Yogi Abaso Mataram - Kepala Badan POM di Kab. Bima
Bima, koranlensapos.com – Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Kabupaten Bima, Yogi Abaso Mataram menyatakan, bahwa penggunaan bahan berbahaya, di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, aman selama Ramadhan 1440 H, kepastian ini disampaikannya setelah mengambil sampel di pusat jajanan berbuka puasa di lapangan Serasuba Kota Bima, di jalan Nusantara Kabupaten Dompu, dan di Pasar Tente Kabupaten Bima.

Mengenai Bahan Berbahaya seperti Rhodamin, Boraks dan Formalin, menurut Yogi, tidak ditemukan di pusat-pusat perbelanjaan makanan, termasuk Takjil berbuka puasa sangat aman dikonsumsi dan presentasenya turun drastis. Meski ada 4 sampel yang mengandung bahan berbahaya itupun pada kerupuk terigu yang mengandung boraks dan Tempe yang mengandung Rodhamin, namun selebihnya alhamdulillah aman, ungkap Yogi memastikan.

Yogi juga menjelaskan bahwa selama ramadhan BPOM menggandeng Dinas Koperindag, Dinas Kesehatan dan Sapol PP tetap intens untuk turun mengecek makanan dan Takjil selama bulan ramadhan, bahkan kami telah melakukan pemeriksaan terhadap distributor makanan. Terlebih lagi bahwa dibulan ramadhan seperti ini cukup tinggi masyarakat mengonsumsi Takjil, kendati demikian tugas kami sifatnya memberikan pembinaan, dan kita memeriksa barang-barang makanan dan minuman  yang kadaluwarsa untuk dimusnahkan langsung, dan atau menyerahkan kepada Petugas untuk di  musnahkan.

Lebih detail Yogi menjelaskan dampak dari penggunaan bahan berbahaya untuk makanan dan minuman, yakni Rodhamin dan Boraks, jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker penyakit dan kerusakan organ utama tubuh manusia, untuk diketahui bahwa Boraks itu bahan pengawet kayu, sementara Formalin sebagai pengawet mayat sedangkan rodhamin itu pewarna tekstil. Semua itu seharusnya tidak boleh ditemukan dalam makanan dan minuman, ujar Yogi mengingatkan. (SUKUR-01)