Ketegasan Kapolres Bima, menyusul berhembus isu bahwa salah satu dari massa Pendemo ada yang terkena tembakan Anggota Polisi. "Bagaimana mungkin Ia terkena tembakan, sementara Anggota saya dilapangan tidak menggunakan senjata api", tandas Kapolres.
Kapolres menambahkan, Pihaknya ketika mengawal dan mengamankan aksi demonstrasi lebih mengedepankan pendekatan secara humanis dan komunikasi yang santun, karena ini bagian dari peran Polisi sebagai Pelindung dan Pengayom Masyarakat, ungkap AKBP Gunawan.
Demikian halnya, sambung Kapolres, saat demonstrasi sekelompok pemuda mengatasnamakan Front Rakyat Merdeka, senin siang, Polisi tidak pernah mengeluarkan tembakan senjata Api dan peluru tajam, karena dalam pelayanan aksi demo tidak boleh menggunakan dan membawa senjata api. lalu bagaimana bisa ada korban penembakan, timpal Kapolres.
Gunawan kembali menegaskan, bahwa dalam melaksanakan tugasnya terkait pengawalan dan pengamanan unjuk rasa telah melakukan upaya negosiasi secara humanis, serta tahapan pengamanan secara prosedural.
Kapolres Bima menceritakan bahwa Para Demonstran yang melakukan aksi di depan Kantor Bupati Bima, Senin (27/7) siang, melakukan blokade jalan protokol, tentu ini sangat mengganggu para pengguna jalan. Himbauan dan negosiasi sudah dilakukan namun massa aksi tidak mengindahkan himbauan dari pihak keamanan.
Bahkan tidak sedikit para pengguna jalan, yang sangat terganggu akibat aksi tersebut, yang mengeluarkan cacian dan kata-kata kasar kepada Para Demonstran. Menghindari bentrok antara pengguna jalan dengan Para Demonstran, Polisi akhirnya membubarkan paksa Para Pendemo dan membuka secara sempurna pemblokaderan tersebut dengan melepaskan gas air mata.
Pasca dilepas