Kala ditemui di kediamannya, Raodah mengaku bahwa setiap bulan dirinya harus mengonsumsi obat dua kali sehari yang diberikan oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima. Kini, hidup Raodah mengandalkan bantuan dari anak-anaknya, termasuk iuran JKN-KIS miliknya pun selalu dibayarkan oleh anaknya.
"Menurut saya, iurannya masih sangat terjangkau, tidak sebanding dengan manfaat yang didapatkan. Luar biasa manfaat yang saya dapatkan,” ungkapnya pada Selasa (13/10).
Iapun menambahkan bahwa pelayanan yang diperolehnya sangat memuaskan dan untuk fasilitas bagi pasien kelas 3 pun sangat nyaman. Dirinya merasa dilayani dengan sangat baik oleh petugas di fasilitas kesehatan. Bukan hanya itu, dirinya merasa tidak ada perbedaan pelayanan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN-KIS seperti dirinya.
“Alhamdulillah sudah menjadi peserta JKN-KIS. Saya didaftarkan oleh anak saya. Anak saya bekerja sebagai tukang ojek pangkalan, meski begitu anak saya selalu tepat waktu membayar iuran, tidak pernah menunggak, makanya waktu saya sakit langsung bisa digunakan," ucap Raodah.
Raodah merasa bersyukur karena Program JKN-KIS telah membantu dirinya ketika ia jatuh sakit. Dirinya tidak tahu harus bagaimana lagi ketika sakit di usia tua jika tidak menjadi peserta JKN-KIS. Dirinya juga bersyuku sudah tidak perlu merepotkan anak-anak dalam hal biaya ketika saya sakit, karena sudah ada Program JKN-KIS.
Ia pun menaruh harapan besar terhadap pemerintah agar program JKN-KIS tetap ada di Negara Indonnsia, karena baginya telah banyak penduduk Indonesia yang tertolong seperti dirinya.
“Semoga Program JKN-KIS ini semakin dapat memberikan layanan terbaik bagi peserta dan masyarakat. Terima kasih JKN-KIS," tutupnya (TIM)