Dompu, koranlensapost.com - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dompu, Selasa (15/12/2020) menyelenggarakan kegiatan Gebyar dan Sarasehan Gerakan Pendidikan Perempuan Mandiri (GP3M) Tingkat Kabupaten Dompu tahun 2020.
Kegiatan itu dilaksanakan di Paruga Samakai Kabupaten Dompu dengan mengangkat tema "Melalui GP3M Kita Dukung Terwujudnya Perempuan yang Berdaya Saing".
Sejumlah Kelompok Kerja Perempuan di bawah naungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) menampilkan hasil karyanya dan.produknya dalam stand-stand pameran yang berjejer di dalam ruangan besar gedung milik Pemda Dompu tersebut.
Kegiatan itu dihadiri oleh Asisten III Setda Dompu Drs. H. Gaziamansyuri, M. Ap (mewakili Bupati Dompu) dan Kadis Dikpora Kabupaten Dompu Muhammad Amin, S. Sos beserta jajaran serta para Kepala UPTD Dinas Dikpora Tingkat Kecamatan.
Hadir pula Syamsul Mujahidin dari BP Paud dan Dikmas Dinas Dikbud Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Dompu Muhammad Amin, S. Sos mengemukakan kegiatan tersebut terlaksana.atas kerja sama Dinas Dikpora Kabupaten Dompu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus.
"Tujuan dilaksanakan Gebyar dan Sarasehan ini untuk menggali.potensi dasar kaum perempuan dalam mendidik anak-anaknya dalam lingkup rumah tangga maupun di tengah masyarakat sekitar.
"Dengan pola asuh dan pendidikan karakter yang baik dari kaum ibu sehingga anaknya menjadi sehat, cerdas, dan memiliki karakter yang mulia," ungkapnya.
Dikatakannya di dalam mewujudkan ekonomi keluarga, kaum perempuan juga mengambil peran penting. Dengan didanai oleh pemerintah, perempuan berkecimpung dalam kelompok kerja PKBM. Mereka dibekali keterampilan- keterampilan untuk kemandirian dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal.
Selanjutnya ia berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut dan menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat sehingga kelompok kerja ini terus eksis dan mampu berkompetisi di tengah persaingan global saat ini.
Sementara itu, Thuarita Cahyawati, S. Sos Sub Koordinator Fungsi Kesetaraan Direktorat Jendral Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud dalam penyampaian materinya secara virtual mengemukakan bahwa kondisi marjinal perempuan terjadi di banyak bidang kehidupan baik di sektor publik maupun domestik.
"Pendidikan, ekonomi, pekerjaan, kebijakan publik, hak-hak dasar perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, kesetaraan gender, politik, dan kesehatan merupakan sebagian dari bidang kehidupan di dalamnya terbukti masih banyak memarjinalisasikan perempuan," paparnya.
Ia juga menerangkan bahwa di bidang kesehatan reproduksi, angka kematian ibu melahirkan masih relatif cukup tinggi. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pemenuhan hak akses terhadap layanan kesehatan perempuan belum mencukupi.
Dijelaskannya kebijakan di bidang pemenuhan layanan kesehatan perempuan khususnya yang terkait dengan fungsi reproduksi menyebabkan perempuan banyak yang tertinggal dalam pengetahuan dan belum mampu memberdayakan dirinya sendiri.
Keterbatasan perempuan untuk mengakses sumber- sumber informasi, meningkatkan pengetahuan, serta layanan perempuan menyebabkan perempuan masih tertinggal.
Kontribusi perempuan di bidang ketenagakerjaan dan ekonomi juga masih jauh tertinggal dibanding dengan laki-laki.
"Rasional tersebut menjadi pertimbangan mendasar bahwa untuk mencegah makin termajinalkan, untuk mengeluarkan perempuan dari situasi marjinal, memberdayakan perempuan merupakan pilihan bijaksana, mengingat semakin pentingnya peran perempuan dalam kehidupan masa kini. Maka dari itu sebagai bentuk tanggungjawab dan perhatian pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat PMPK memberikan bantuan program dimana perempuan lah yang menjadi fokus utamanya, yaitu melaui Bantuan Program Pendidikan Pemberdayaan Perempuan (P4) yang terdiri dari Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Mandiri, Desa Vokasi dan PKHP," ujarnya.
Ditambahkan pula Program Pendidikan Pemberdayaan perempuan secara simultan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan (capability) dan kualitas hidup, keluarga dan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya aspek spiritualitas, sosial, pengetahuan dan keterampilan.
"Melalui pemberdayaan perempuan diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas perempuan, yang pada akhirnya akan bermuara pada terpenuhinya harkat dan martabat perempuan," harapnya.
Asisten III Setda Dompu, Drs. H. Gaziamansyuri, M. Ap dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan Gebyar dan Sarasehan yang menghadirkan karya dan hasil produksi PKBM. Ia berharap kegiatan yang sama terus ditingkatkan di masa mendatang.
Pada keaempatan tersebut Gazi juga mengharapkan distribusi guru hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Demikian pula kepala sekolah harus memegang peranan penting dalam mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah (School Basic Management).
Kegiatan Gebyar dan Sarasehan diakhiri dengan peninjauan stand-stand pameran PKBM dan LKP. (AMIN).