Foto almarhumah Laraswati
bersama teman dan
keluarganya saat menunggu
bus pada malam itu
Dompu, koranlensapost.com - Kematian adalah rahasia Allah. Tidak ada seorang pun yang mengetahui waktu dan tempatnya dan dengan cara yang bagaimana.
Namun yang jelas kematian adalah takdir Ilahi yang akan terjadi pada setiap makhluk bernyawa. Bila ajal telah tiba, tidak ada yang bisa memajukan atau menundanya.
Seperti yang dialami oleh Laraswati, gadis manis berusia 15 tahun asal Desa Manggena'e Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB. Ia menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal Bus Titian Mas di Tikungan Lara Desa Nangatumpu Kecamatan Manggelewa, Minggu malam (7/2/2021) sekitar pukul 22.30 Wita.
Laraswati merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Syamsuddin dan Yanti, warga Desa Manggena'e. Laras merupakan siswi kelas 8 di SMPN 2 Dompu.
Pembina OSIS SMPN 2 Dompu, Hambaly, S. Pd mengatakan berdasarkan penuturan Syamsuddin (ayah Laras) bahwa Laras malam itu hendak berangkat ke Solo (Jawa Tengah) untuk menjenguk mbah (nenek) nya.
"Neneknya ingin sekali bertemu dengan cucunya Laras dan Laras sendiri kangen sama neneknya maka dia berkeinginan menjenguk dan melihat neneknya karena sejak lahir Laras tidak pernah melihat raut wajah neneknya," ungkap Hambaly.
Masih menurut penuturan sang ayah, pada malam itu, Laras berangkat dengan Fifi (saudaranya) dan Bibinya ingin menjenguk neneknya di Solo.
Sebelum berangkat, Laras sempat minta uang pada orang tuanya dan orang tuapun mengabulkan permintaan tersebut. Bahkan neneknya di Solo juga mengirim uang untuk biaya keberangkatan cucunya Laras.
Masih menurut ayah Laras, Laras bersama kakaknya berangkat dari rumah menunju Mangge Asi di rumah bibinya agar sama-sama naik Bus di sana. Dan merekapun berangkat ke Mangge Asi diantar bapaknya dengan menggunakan sepeda motor. Sampai di Mangge Asi ketiganya menunggu Bus yang akan ditumpanginya menuju Mataram.
Namun sebelum Laras berangkat Ayahnya ( Syamsudin ) mengaku sudah punya firasat awal yaitu selalu gelisah, ke sana kemari disertai rasa perih di hatinya. Laraspun, sebelum berangkat sempat mencium ayahnya dan semua keluarga yang ada saat itu sembari meminta uang pada ayahnya, namun ayahnya bilang "tidak punya uang". Tapi, kata ayahnya, sudah dikasih sama mamanya, kenang Syamsudin.
Menjelang beberapa jam setelah Laras, kakak serta bibinya berangkat dengan menumpangi Bus Titian Mas, sang ayah mendapat berita bahwa di Lara Nanga Tumpu terjadi kecelakaan sebuah Bus Titian Mas terguling.
Syamsuddin mendapat telpon dari seseorang bahwa anaknya ( Laras ) meninggal di TKP akibat dijepit benda keras yang ada dalam Bus tersebut.
Kedua orang tua Laras sangat terpukul atas kepergian putri tersayang tersebut. Kesedihan teramat dalam tergambar dari raut wajah keduanya.
Namun demikian sang ayah hanya bisa pasrah kepada Allah atas musibah yang telah menimpa. Meski berat, ia harus merelakan atas kepergian sang buah hatinya untuk selamanya menghadap Sang Khaliq.
"Itu sudah merupakan kehendak Allah SWT," ucapnya pasrah.
Sementara itu keluarga besar SMPN 2 Dompu dipimpin Kepala sekolah, Abdul Basith, S.Pd. turut belangsungkawa atas kejadian tersebut. Mendengar kabar duka tersebut hampir seluruh guru menuju rumah duka memberikan penghormatan terakhir pada almarhumah Laraswati.
Kepala SMPN 2 Dompu dan semua komponen yang ada di instansi tersebut turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya Laras sebagai siswi terampil di SMPN 2 Dompu.
"Laras adalah seorang siswi yang taat beribadah bahkan dia menjadi pelopor bagi rekan-rekanya untuk selalu berdzikir sekaligus memimpin dalam kegiatan keagamaan," ungkap Kepala Sekolah.
Pembina OSIS Hambaly, S. Pd mengatakan seluruh warga SMPN 2 Dompu merasa sangat kehilangan atas kepergian Laraswati untuk selamanya menghadap Ilahi. Ia menyebut Laras adalah siswi yang rajin, sangat penurut dan sangat menghormati guru-gurunya.
"Saya tadi sempat kaget dengan informasi tersebut sampai air mata netes sendiri," aku Hambaly dengan penuh kesedihan. (AMIN).