Para pemuda Karsel sedang
memproduksi media tanam
organik yang merupakan limbah
budidaya jamur jagung
Dompu, koranlensapost.com - Sampah dan limbah kerap menjadi masalah. Tetapi di tangan-tangan terampil para pemuda Lingkungan Karijawa Selatan Kelurahan Karijawa Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB justru membawa berkah.
Karsel Family sejak tahun 2020 lalu dikenal dengan keberhasilannya dalam berbudidaya jamur dengan memanfaatkan limbah bonggol jagung sebagai media tanam melalui proses fermentasi. Ide berbudidaya jamur tersebut justru lahir di saat masyarakat dilanda keterpurukan ekonomi akibat penyebaran virus Corona (Covid -19). Perekonomian masyarakat mengalami ketimpangan karena tidak bisa bergerak secara bebas untuk beraktivitas menjalankan roda perekonomian. Hal tersebut sebagai dampak langsung yang dirasakan masyarakat di kala itu, tidak terkecuali bagi warga Lingkungan Karijawa Selatan Kelurahan Karijawa tersebut. Ide brilian memanfaatkan limbah tongkol jagung yang berserakan di lahan-lahan pertanian warga itu akhirnya membawa hasil nyata. Para pemuda Karsel bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi di tengah terpaan wabah Covid -19. Karena kesuksesan tersebut, nama Karsel Family menjadi buah bibir. Sejumlah pejabat baik pemerintahan (Eksekutif dan Legislatif) maupun TNI-POLRI sudah menyaksikan langsung geliat para pemuda Karsel dalam memanfaatkan limbah bonggol jagung di tengah pandemi Covid -19. Lokasi ini juga menjadi tempat studi banding oleh sejumlah komunitas guna mempelajari secara langsung seluruh proses budidaya jamur jagung itu. Bahkan Karsel Family juga diundang untuk menjadi pemateri dalam berbagai kegiatan pemberdayaan Usaha Mikoro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diselenggarakan oleh dinas terkait maupun oleh LSM. Para wanita setempat juga sibuk dengan proses pemanenan dan pengemasan hasil produksi jamur untuk melayani permintaan pasar.
Di samping itu mereka juga mengolah hasil produksi menjadi aneka masakan khas jamur jagung yang lezat citarasanya.
Media sosial benar-benar dimanfaatkan oleh komunitas ini untuk kelancaran marketing (pemasaran) hasil produksi ini hingga membuat mereka kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar.
Kesuksesan dalam berbudidaya jamur tidak lantas membuat para pemuda Karsel berpuas diri. Bila hanya berkutat dengan usaha budidaya jamur jagung plus dengan pemasaran dan pengolahan hasil produksinya.
Limbah fermentasi yang dihasilkan dari budidaya jamur menjadi kompos yang sangat baik sebagai media tanam untuk penanaman sayur organik maupun aneka jenis bunga. Agar media tanam menjadi lebih baik lagi kualitasnya, maka Karsel Family mencampurkannya dengan pupuk kandang berupa kotoran sapi dan kotoran kambing yang telah difermentasi ditambah dengan tanah serta sekam bakar dan sekam mentahan.
"Lima macam ini dicampur dengan perbandingan 1:1 untuk semua bahan itu," ungkap pemuda dan Humas Karsel Dian Purba saat dikunjungi media ini pada Sabtu sore (15/5/2021).
Media tanam organik produksi Karsel Family
Setelah melalui proses fermentasi dan pengeringan, media tanam organik tersebut selanjutnya dikemas dalam karung-karung kecil untuk dipasarkan.
Dian mengatakan sementara ini pihaknya juga kewalahan memenuhi permintaan pasar terhadap media tanam produksi Karsel Family.
"Tadi pagi yang kami kemas dalam karung sudah habis terjual," sebutnya.
Lebih lanjut Dian mengemukakan budidaya jamur jagung maupun usaha pembuatan media tanam yang dilakukan oleh para pemuda Karsel Family bukan hanya memberikan keuntungan secara ekonomi. Akan tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekologi (lingkungan). Menurutnya, sampah dan limbah bila dapat dikelola dengan baik tidak.lagi akan menjadi masalah, bahkan akan menjadi berkah karena dapat menghasilkan uang. Ia mencontohkan dalam pembuatan media tanam, pihaknya membeli kotoran ternak.
"Kotoran sapi dan kambing ini kami beli dari peternak. Mereka dapat uang dan kandangnya jadi bersih," jelasnya. (emo).