Dompu, koranlensapost.com - Balai Diklat Keagamaan Denpasar menyelenggarakan Pelatihan Moderasi Beragama Angkatan V Kantor Kementarian Agama Kabupaten Dompu.
Kegiatan diawali dengan pembacaan
Kalam Ilahi oleh Suwandi, S. Pd. I dan dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Ketua Panitia Pelaksana Abdul Hadi, SH, S. Ipi dalam laporannya menyampaikan bahwa Pelatihan Moderasi
dalam upaya meningkatkan kualitas dan menambah wawasan bagi penyuluh agama dan tokoh masyarakat.
"Pelatihan Moderasi Beragama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Penyuluh Agama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Dompu," jelas Abdul Hadi.
Ia mengatakan Pelatihan Moderasi Beragama diikuti oleh 40 peserta dan akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari mulai tanggal 7 sampai 12 Juni 2021.
Selaku Widyaiswara dan Fasilitator selama kegiatan tersebut Pejabat Struktural dan Fungsional Balai Diklat Keagamaan Denpasar dan Pejabat Struktural dan Fungsional Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu.
Sedangkan anggaran kegiatan bersumber dari DIPA Balai Diklat Keagamaan Denpasar tahun anggaran 2021.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Dompu Drs. H. Syahrir, M. Si saat membuka kegiatan dimaksud mengemukakan bahwa salah satu program Kementerian Agama yaitu Meningkatkan Kualitas kerukunan umat beragama yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan antar umat beragama dgn pemerintah.
Lebih lanjut Syahrir menjelaskan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar kemajemkan kita hidup dgn plural. Berbeda-beda agama, bahasa, ras, maupun suku. Kesemuanya akan jadi potensi konflik apabila tidak dikelola dengan baik.
"Sebaliknya bila dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan yang besar dan midal dasar dalam membangun negara dengan 4 Pilar Bangsa," jelasnya.
Dikatakannya moderasi beragama merupapakn program utama dari Kementerian Agama untuk memberikan wawasan kebangsaan kepada masyarakat.
"Bahwa sesungguhnya rasa nasionalisme harus dipupuk, harus digaungkan terus supaya tidak ada yang menyalahkan umat lain, tidak boleh ada yang menganngap benar sendiri dan menyalahkan yang lain," tegasnya.
Ia menegaskan wujud dari moderasi beragama adalah toleransi. Toleransi di merupakan modal besar yang dimiliki bangsa ini sejak zaman dahulu.
Toleransi itu bisa menerima, menghargai dan melaksanakan perbedaan.
"Semangat menerima dan menghargai serta melaksanakan perbedaan adalah keniscayaan bagi kita," tandasnya.
Pejabat yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima ini menerangkan bahwa Pelatihan Moderasi Beragama itu sangat penting dalam hal memahami ajaran agama yang dianut serta menerima dan menghargai perbedaan yang ada.
"Spirit moderasi beragama memberikan motivasi kepada umat beragama untuk melaksanakan ajaran agama yang dianut. Ketika kita melaksanakan agama dengan sempurna maka berarti kita telah melaksanakan kehidupan beragama yang baik dan ketika kita mengikuti kehidupan sebagai warga negara yang baik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka berarti juga dia telah melaksanakan kehidupan beragama yang baik," paparnya mengutip pernyataan mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Di akhir sambutannya ia berharap kepada para peserta agar mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik agar mendapatkan pembekalan yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat serta dapat disosialisasikan kepada masyarakat.
"Ini kesempatan yang baik. Jangan.biarkan waktu berjalan tanpa makna, mari ikuti dengan sebaik-baiknya," pesannya.
Pelaksanaan kegiatan tersebut mengikuti standar protokol kesehatan Covid 19. Seluruh peserta mendapatkan pembagian masker dan handsanitizer dari panitia dan duduk dengan menjaga jarak aman. Seluruh peserta juga saat registrasi harus melengkapi diri dengan Surat Keterangan Sehat dari Dokter. (emo).