Anak-anak TK IT Al - Hilmi sedang memperlihatkan hasil karya bersama orang tua di rumah berupa mobil mainan dan rumah-rumahan
Dompu, koranlensapost.com - Taman Kanak - Kanak Islam Terpadu (TK IT) Al - Hilmi Dompu kini telah berusia 13 tahun. Sebanyak 967 (sembilan ratus enam puluh tujuh) anak telah menjadi alumni di institusi pendidikan swasta favorit tersebut.
Dari segi kualitas tentu tidak diragukan lagi. Lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan As-Shaf Dompu ini terus berbenah dalam upaya melahirkan anak-anak Dompu yang unggul. Manajemen pendidikan yang profesional, Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang berkompeten serta fasilitas yang representatif menjadi barometer standar mutu dan pelayanan di sekolah ini.
Kepala TK IT Al Hilmi Dompu, Ustadzah Eti Cusmawati, SE memaparkan TK IT Al - Hilmi memiliki motto "Cerdas, Kreatif dan Berakhlaqul Karimah". Adapun Visinya "Menjadi Taman Bermain dan Belajar dalam Membentuk Generasi Islam yang Cerdas, Kreatif, dan Berakhlaqul Karimah".
Visi tersebut dituangkan dalam 7 (tujuh) misi, yaitu
1. Membentuk aqidah dan keimanan anak-anak Muslim sejak dini;
2. Menanamkan karakter dasar Islam dengan membiasakan praktik ajaran sesuai perkembangan anak
3. Membentuk Perilaku dan Akhlak Mulia.
4. Menciptakan Kondisi Bermain Yang Edukatif.
5. Mengarahkan, Membimbing, dan Mengembangkan Kemampuan dan Bakat Anak.
6. Membentuk dan Mengembangkan Jiwa Keindahan, Kreativitas, dan Keterampilan Anak
7. Membentuk dan Mengembangkan Jiwa Kedisiplinan, Sosial Anak
Sedangkan tujuannya yaitu :
1. Penanaman dan pembiasaan nilai-nilai lslam dalam kehidupan sehari-hari
2. melatih kemampuan anak agar dapat menjadi cerdas seutuhnya yaitu cerdas fisik, akal, emosi, dan spiritual.
3. meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dalam mengelola pendidikan yang menyenangkan dan berpotensi serta berkualitas.
4. menciptakan suasana sekolah yang bernuansa agamis dan disiplin
5. mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Dijelaskannya, penanaman nilai dilakukan dengan metode pembiasaan yang tertuang dalam 4 (empat) aspek yakni memiliki aqidah yang lurus, memiliki ibadah yang benar, memiliki akhlaq yang baik, serta menjadi pribadi yang sungguh-sungguh, disiplin dan mampu mengendalikan diri. Keempat aspek ini dijabarkan ke dalam silabus semester I dan II Kelas A serta semestar I dan II Kelas B.
"Kalau tidak dibiasakan dari sekarang akan sulit dilakukan ketika mereka sudah berusia di atas 7 tahun. Karena di usia emas (golden age) inilah masa yang paling tepat untuk penanaman tentang aqidah, akhlaq dan karakter anak," ujarnya.
Ustadzah Eti menguraikan selesai sholat Dhuha anak-anak diperkenalkan dengan hafalan doa-doa, hafalan surah-surah pendek dan hafalan hadits. Hal demikian dilakukan secara berulang-ulang setiap hari sampai anak-anak benar-benar menghafal dan menguasainya.
"Adanya diulang-ulang ini agar menjadi pembiasaan bagi anak-anak sehingga setelah besarnya mereka mandiri dan menjadi amalan yang dirutinkan," ucapnya.
Walhasil berkat metode pembiasaan tersebut, selama dua tahun (Kelas A dan B) anak-anak mampu menghafalkan hampir selesai juz 30.
"Sehingga ketika masuk SD kelas satu tidak sulit bagi mereka mengikuti Uji Publik Kemudian Juz 30 dan juz 29 di kelas 2 dan 3 karena tinggal sedikit mereka menambah dan mengulang-ngulang karena sudah dikuasai sejak masih di sini," jelasnya.
Dikemukakannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dimiliki TK IT Al - Hilmi memadukan antara Kurikulum JSIT dan Kurikulum Pendidikan Nasional sesuai Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (SN-PAUD) dan Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD.
Pemaduan dua kurikulum dimaksud merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (SN-PAUD) yang mengembangkan 6 (enam) aspek
yakni (1) Nilai Agama dan Moral, (2) Fisik-Motorik, (3) Kognitif, (4) Bahasa, (5) Sosial-Emosional, dan (6) Seni. (Bersambung).