Nurmutiah Sandi Saputri
Bima, koranlensapos.com - Nurmutiah Sandi Saputri (11), siswi SD Inpres Cenggu Kecamatan Woha Kabupaten Bima kembali meraih juara 1 pada penghujung bulan Ramadhan 1443 H Cabang Lomba Da'i Cilik yang digelar oleh STKIP Taman Siswa Bima.
Hal itu berdasarkan keputusan Tim Juri lomba tersebut pada tanggal 23 April 2022 lalu.
Dalam lomba ceramah tersebut, anak perempuan pasangan Dedi Sutomo dan Sumyati yang biasa disapa Puput ini membawakan materi berjudul Birrul Walidain (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua). Sebagaimana tahun 2021 lalu, penampilan Puput yang benar-benar menjiwai membuat para hadirin yang terdiri dari Ketua dan Pengurus serta Dosen STKIP Tamsis berderai air mata karena terharu. Ia menyampaikan dengan lugas kewajiban anak untuk selalu berbakti dan memuliakan kedua orang tuanya kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Tidak ada alasan bagi anak untuk mendurhakai orang tuanya. Puput tampil meyakinkan dengan penguasaan materi yang baik. Penyebutan ayat maupun hadits dilafadzkan dengan fasih pula berikut terjemahannya.
Ketua Panitia RAMADHAN BERADAB Session 2 STKIP TAMSIS Bima, Muhammad Salahuddin, M. Pd mengaku takjub dengan kemampuan berceramah yang dimiliki Puput yang dinilainya mengalahkan orang dewasa.
"Anak itu memang luar biasa, dia menyampaikan isi ceramah nya sangat menjiwai bahkan bisa mengalahkan orang dewasa. Anak itu berceramah dengan bakat alami , saya berkeyakinan anak itu kelak akan menjadi pendakwah yg fenomena, mudahan dia bisa ikut pildacil di tv," harapnya.
Senada disampaikan oleh Ramli, M. Pd, salah satu Koordinator kegiatan tersebut.
"Penampilan Puput membuat kami semua menangis. Anak sekecil dia tapi benar-benar menjiwai dalam menyampaikan materi ceramah," tutur sembari menangis menceritakan tentang penampilan Puput.
Informasi yang dihimpun media ini bahwa Puput menyampaikan ceramah berjudul Birrul Walidain itu diangkat dari pengalaman pribadinya. Sang bunda bernama Sumyati harus menanggung beban seorang diri untuk menghidupi kedua anaknya setelah ditinggalkan oleh sang suami saat Puput masih 4 bulan dalam kandungan. Kini Puput telah berusia 11 tahun berarti sudah hampir 12 tahun sang bunda menjadi single parents mengurusi anak-anaknya tanpa sang suami yang kembali ke daerah asalnya di Sulawesi. Melihat beban yang dialami oleh ibunya membanting tulang mencari nafkah sehingga Puput mengungkapkan isi hatinya lewat ceramah berjudul Birrul Walidain itu.
Hal itu diakui pula oleh sang bunda, Sumyati. Wanita yang pernah mengabdi sebagai Guru Bahasa Inggris di salah SMA di Sumba Barat NTT ini mengungkapkan bahwa kedua anaknya (Gading dan Puput) juga merindukan ingin bertemu dengan sang ayah dan keluarga sang ayah di Pulau Sulawesi.
"Mereka berdua selalu berdoa agar bisa bertemu dengan bapaknya," ungkap Sumyati.
Sumyati menyebut bahwa Puput dan juga kakaknya Gading sejak kecil sudah mendapatkan banyak prestasi di bidang lomba Da'i Cilik maupun Tahfidzul Qur'an.
"Saat ini keduanya juga sedang fokus dengan hafalan. Puput sudah hafal 5 juz, kakaknya juga hampir sama," sebutnya.
Sumyati mengakui kedua anaknya belajar menghafal Al-Qur'an menggunakan rekaman HP android yang dibeli dari hasil hadiah juara lomba.
"Tahun lalu keduanya dapat hadiah lomba di STKIP Tamsis mereka kumpulkan buat beli HP android untuk digunakan hafalan Al-Qur'an tapi sekarang ini sudah rusak mau diperbaiki. Mudah-mudahan ada rezeki buat beli yang baru," ujarnya sembari berdoa. (emo).