Kegiatan Ziarah TMP Lepadi dan donor darah menyambut Hari Juang Kartika TNI-AD ke 77
Dompu, koranlensapos.com - Memperingati Hari Juang Kartika Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) ke 77, Kodim 1614/Dompu melaksanakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Lepadi dan Bakti Sosial Donor Darah.
Ziarah TMP dipimpin langsung oleh Dandim 1614/Dompu, Letkol Kav. Taufiq, S. Sos. Hadir pula Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang Dompu, Ny. Anisa Wulansari, SE bersama anggota.
Usai upacara dipimpin oleh Dandim 1614/Dompu dilanjutkan dengan kegiatan tabur bunga.
Sedangkan donor darah dipusatkan di Makodim 1614/Dompu pada hari Rabu (14/12/2022) pukul 08.30 Wita bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Dompu.
Baksos donor darah dilakukan oleh anggota TNI dari Kodim 1614/Dompu, anggota Kepolisian dari Polres Dompu, anggota Brimob Dompu, pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Dompu serta anggota Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Kabupaten Dompu. Bahkan Komandan Kodim 1614/Dompu, Letkol Kav Taufiq, S. Sos serta Kepala Staf Kodim 1614/Dompu, Mayor Inf. Abdul Haris, SH., MH juga melaksanakan donor darah.
Hari Juang Kartika TNI AD diperingati setiap tanggal 15 Desember untuk mengenang kemenangan militer Indonesia, bersama kekuatan-kekuatan rakyat lainnya, ketika memukul mundur pasukan Belanda dan Inggris pasca-proklamasi kemerdekaan.
Selain menjadikan tanggal 15 Desember sebagai hari khusus untuk mengenang pertempuran Ambarawa, peristiwa tersebut juga dikenang dengan Monumen Palagan Ambawara di Ambarawa, Semarang.
Dikutip dari website Kemendikbud, pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia, Belanda dengan serdadu-serdadunya berusaha kembali masuk wilayah Indonesia, salah satunya adalah Ambarawa.
Semasa pendudukan Jepang, Ambarawa memiliki sebuah kamp tahanan berisi anak-anak dan perempuan Belanda.
Menurut buku Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia Volume I, karangan Rosihan Anwar, para tahanan Belanda dalam kamp tersebut seringkali disiksa oleh tentara Jepang.
Oleh karenanya, setelah Jepang mengaku kalah, Ambarawa menjadi tempat yang didatangi pihak sekutu melalui Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI).
Tugas RAPWI sendiri adalah melakukan evakuasi dan rehabilitasi tawanan perang dan internir. Namun, bersama meraka, juga datang pasukan bersenjata.
Dan menurut buku Mari Bung Rebut Kembali, karya R.H.A. Saleh dijelaskan pada 19 Oktober 1945, terdapat juga pasukan militer Inggris yang dikirim ke Semarang. Pasukan militer tersebut diberi kode CRA’s Brigade.
Peristiwa masuknya militer sekutu ke Indonesia tersebut terjadi ketika euforia kemerdekaan tengah menjalar ke berbagai penjuru Indonesia.
Euforia tersebut dibarengi dengan sentimen masyarakat Indonesia atas kembalinya sekutu ke tanah Indonesia.
Sentimen tersebut kemudian tersulut ketika terdapat temuan bahwa pasukan sekutu yang bertugas untuk merehabilitasi tawanan perang justru mempersenjatainya.
Hal ini kemudian memicu pecah insiden antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR—merupakan cikal bakal TNI saat ini) dengan sekutu pada 26 Oktober 1945.
Menengahi kejadian tersebut Soekarno dan Brigjen Bethel dari Inggris kemudian melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945.
Perundingan tersebut juga dibarengi dengan kesepakatan bahwa jalan raya Ambarawa-Magelang terbuka untuk pihak Republik Indonesia dan sekutu. Melalui perundingan tersebut juga disebutkan bahwa aktivitas NICA tidak diakui oleh sekutu.
Akan tetapi, perjanjian tersebut ternyata tak diindahkan oleh pihak Sekutu, hingga meletuslah pertempuran pada 20 November 1945 di Ambarawa dan Magelang.
Sekutu melakukan pengeboman di wilayah-wilayah Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut Komandan Resimen Purwokerto Letnan Kolonel Isdiman tewas terbunih. Perwira andalan Sudirman itu terbunuh di daerah Jambu, selatan Ambarawa.
Hal tersebut kemudian membuat Jenderal Sudirman, yang belum lama terpilih menjadi Panglima TKR, turun tangan. Sudirman yang kala itu masih berpangkat kolonel meski telah terpilih sebagai panglima, melancarkan serangan serentak.
Pertempuran tersebut selesai pada 15 Desember 1945, di mana militer Indonesia dengan kekuatan paramiliter bikinan rakyat, memaksa Sekutu mundur hingga ke Semarang.
Menurut buku Julius Pour dalam Ignatius Slamet Rijadi: dari mengusir Kempeitai sampai menumpas RMS, disebutkan berdasarkan kesaksian Komodor Tull dari tim RAPWI mengatakan bahwa pertempuran Ambarawa sangat mengerikan.
“Setiap jengkal tanah dipertahankan secara mati-matian oleh kedua belah pihak. Ini benar-benar Total War,” aku Tull.
Namun, kemenangan atas pertempuran Ambarawa mesti dibayar mahal. Menurut kesaksian Komodor Tull, perlawanan pihak Indonesia membuat 100 prajurit Inggris tewas. Sedangkan, pihak Indonesia kehilangan 2.000 orang, baik dari TKR maupun laskar rakyat.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, baik kemenangan maupun kehilangan, maka dibuatlah Monumen Palagan Ambarawa. Oleh karena itu pula, 15 Desember menjadi Hari Juang Kartika TNI AD.
Pada tahun 2022 ini, TNI Angkatan Darat resmi meluncurkan logo baru untuk memperingati Hari Juang TNI AD ke-77 yang diperingati setiap tanggal 15 Desember.
Dalam keterangan resmi Dispenad , Selasa, (13/12) dijelaskan logo ini mengangkat tema TNI Angkatan Darat Di Hati Rakyat. (emo).