๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ฝ๐—ถ๐—ธ๐—ถ๐—ฟ ๐—๐—ฒ๐—ฟ๐—ป๐—ถ๐—ต: ๐— ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฟ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ, ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ถ๐—ฎ๐—ป, ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—Ÿ๐—ผ๐˜†๐—ฎ๐—น๐—ถ๐˜๐—ฎ๐˜€ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฆ๐—ฒ๐—ต๐—ฎ๐˜

Kategori Berita

.

๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ฝ๐—ถ๐—ธ๐—ถ๐—ฟ ๐—๐—ฒ๐—ฟ๐—ป๐—ถ๐—ต: ๐— ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฟ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ, ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ถ๐—ฎ๐—ป, ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—Ÿ๐—ผ๐˜†๐—ฎ๐—น๐—ถ๐˜๐—ฎ๐˜€ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฆ๐—ฒ๐—ต๐—ฎ๐˜

Koran lensa pos
Rabu, 19 Maret 2025

Penulis: Aba La Kenan

Kritik adalah anak kandung akal; kebencian adalah buah rahim emosi. Perbedaan keduanya terletak pada tujuan dan metode. Kritik bertujuan memperbaiki, dimulai dari pertanyaan, “Apa yang salah, dan bagaimana memperbaikinya?”. Kebencian bertujuan menghancurkan, dimulai dari pernyataan, “Ini salah, dan pelakunya harus disingkirkan.” Di situlah garis demarkasi: kritik mengurai masalah, kebencian mengkambinghitamkan manusia. Seorang ilmuwan yang mengritik teori evolusi tidak membenci Darwin—ia mencari kebenaran yang lebih utuh. Sebaliknya, seseorang yang membenci pemimpin akan menolak kebijakan baik sekalipun hanya karena benci pada pelaku. Kebencian adalah kacamata kuda yang membuat orang melihat kesalahan di mana-mana, kecuali dalam dirinya sendiri.

Pembelaan membabi-buta terhadap pemimpin adalah sisi koin yang sama irasionalnya dengan kebencian. Jika kebencian adalah penolakan total terhadap kebaikan, pembelaan buta adalah penolakan terhadap kemungkinan kesalahan. Logikanya sederhana: tidak ada manusia yang sempurna, sehingga tidak ada pemimpin yang kebal kritik. Membela pemimpin secara membabi-buta sama dengan menjadikannya tuhan kecil—tindakan yang melanggar hukum dasar rasionalitas. Contoh: Ketika sebuah kebijakan gagal mengurangi kemiskinan, membelanya tanpa data hanya karena “pemimpin kita pasti benar” adalah pengkhianatan terhadap akal sehat. Ini bukan loyalitas, melainkan kepatuhan buta yang membunuh kemajuan.

Kritik proporsional hidup dalam ruang antara dua ekstrem ini. Ia mengakui bahwa pemimpin bisa benar dalam satu hal dan salah dalam hal lain—seperti dokter yang ahli jantung tetapi ceroboh dalam diet pribadi. Logika ini didukung oleh prinsip non-contradiction Aristoteles: sesuatu tidak bisa benar dan salah pada saat yang sama dalam konteks yang sama. Jika pemimpin berhasil membangun infrastruktur tetapi gagal mengelola inflasi, kritik proporsional akan memuji keberhasilan sambil menuntut perbaikan kegagalan. Ini bukan separuh mendukung, melainkan sikap utuh yang menolak dikotomi palsu.

Kebencian dan pembelaan buta sama-sama merusak karena mengaburkan fakta. Yang pertama memanipulasi emosi untuk menciptakan musuh; yang kedua memanipulasi kesetiaan untuk menciptakan ilusi kesempurnaan. Keduanya adalah bentuk penipuan intelektual. Kritik proporsional adalah solusi. Ia beroperasi dengan tiga hukum logika yang tak terbantahkan:

1. Hukum Identitas: Kebijakan ≠ Pemimpin. Menilai kebijakan buruk tidak sama dengan menyatakan pemimpin jahat.

2. Hukum Sebab-Akibat: Setiap kesalahan harus dilacak ke akar masalah (misal: sistem, data, atau implementasi), bukan hanya pada individu.

3. Hukum Keadilan: Memberi pujian di mana berhasil, menuntut perbaikan di mana gagal—seperti hakim yang menghukum kejahatan tetapi menghargai pengakuan jujur.

Akhirnya, masyarakat yang matang bukanlah yang bebas dari konflik, tetapi yang mampu memisahkan kritik dari kebencian, serta loyalitas dari kepatuhan buta. Di sana, pemimpin tidak diharapkan menjadi pahlawan atau penjahat, melainkan manusia biasa yang diawasi oleh akal kolektif. Seperti kata Voltaire: “Saya mungkin tidak setuju dengan ucapanmu, tetapi saya akan memperjuangkan hakmu untuk mengatakannya.” Tapi kita harus melangkah lebih jauh: “Saya mungkin mengkritik kebijakanmu, tetapi saya tidak akan membiarkan kebencian padamu menghalangi kebenaran.” Inilah esensi demokrasi sejati: ruang di mana kebencian mati, pembelaan buta tumbang, dan hanya logika yang hidup.

Ka na'e saba.. Kalembo ade.. ๐Ÿ™

๐“ฃ๐“ฑ๐“ฎ ๐“ค๐“ท๐“ญ๐“ฎ๐“ป๐“ผ๐“ฝ๐“ช๐“ฝ๐“ฎ๐“ญ ๐“ฅ๐“ฒ๐“ผ๐“ฒ๐“ธ๐“ท๐“ช๐“ป๐”‚
Aba La Kenan