Kota Bima,
Lensa Post NTB – Banyak
tradisi dan budaya lama di Bima terancam punah, bahkan sama sekali tidak
berlaku di jaman modern seperti saat ini. Seperti halnya satu tradisi lama “Compo
Sampari” atau memasukkan keris, tradisi ini terancam punah di Bima atau
khususnya di Kota Bima. Namun Tradisi ini masih Lestari di sebuah perkampungan
kecil di Kota Bima Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Kelurahan Ntobo Kecamatan
Raba Kota Bima. “Compo Sampari” justru menjadi rutinitas masyarakat Ntobo,
bahkan tradisi yang satu ini menjadi kebanggaan warga Ntobo.
“Compo
Sampari” biasanya dilakukan malam hari menjelang Ndoso atau hitanan. Di Kelurahan
Ntobo sendiri, tradisi “Compo Sampari” menjadi tontonan yang mengasyikkan,
karena saat itu ratusan bahkan ribuan masyarakat berbondong-bondong keluar
rumah menyaksikan prosesi tradisi unik tersebut. Secara kolektif, sedikitnya 20
hingga 100 anak yang akan dihitan, dikenakkan pakaian adat untuk selanjutnya
dilakukan prosesi “Compo Sampari” tadi.
Ketua
Karang Taruna Ntobo, Agussalim, S.Pd kepada Lensa Post mengakui, bahwa seiring dengan
perkembangan jaman, tradisi “Compo Sampari” mulai punah, namun budaya lama ini
terus kita angkat dan dilestarikan, karena tradisi ini telah dilakukan turun
temurun sejak nenek moyang kita, tuturnya. Agus juga menjelaskan, bahwa tradisi
“Compo Sampari” biasanya dikombinasikan dengan atraksi “Mpa,a Gantao” yakni sebuah kesenian
tradisional mengadu ketangkasan dua orang yang saling memukul dan menangkis
dengan cara tradisional, kesenian ini biasanya dilakukan oleh dua orang
laki-laki. Kesenian tradisional Mpa’a gantao inilah yang membuat tradisi Compo
Sampari/ Saraso ini semakin menarik dan terkesan menghibur, ujar Agussalim. (LP.NTB/ Tim)