Beach Clean Up, Aksi Nyata Peduli Lingkungan
Oleh : BAMBANG SUPRIADI (Pemerhati Lingkungan, Ketua DPD LDII Kabupaten Sumbawa Barat) |
Data statistik pengelolaan sampah plastik Indonesia saat ini sebagai berikut: 10 – 15% daur ulang; 60 – 70% di TPA, 15 – 30% belum dikelola; terbuang ke lingkungan terutama ke lingkungan seperti sungai, danau, pantai hingga sampai ke laut. Akibatnya lautan di Indonesia menyimpan sampah plastik dalam jumlah yang sangat besar hingga menempatkannya dalam urutan kedua di dunia setelah China. Sekitar 187,2 juta ton sampah plastik di lautan Indonesia setiap tahun (Jambeck, Jena R., et.al, 2015 dengan judul “Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean” yang dipublikasikan www.sciencemag.org, February 13, 2015, Vol. 347).
Berpijak dari informasi di atas, perlu dilakukan upaya nyata untuk mengendalikan sampah plastik. Untuk itu PTAMNT dan Aliansi Mitra Kerja melakukan aksi Bersih Pantai Tropical pada hari Sabtu tanggal 17 November 2018. Pantai Tropical merupakan pantai pasir putih yang unik dengan ombaknya yang tenang di tepi dan besar di tengah sangat disukai wisatawan mancanegara untuk bermain surfing. Pantai yang berlokasi di Kecamatan Sekongkang ini merupakan salah satu destinasi wisata Sumbawa Barat, namun kondisinya saat itu ditemukan banyak sampah berserakan.
Aksi bersih Pantai Tropical ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kecintaan PTAMNT dan Aliansi Mitra Kerja terhadap lingkungan sekitar sekaligus sebagai bentuk kampanye lingkungan dalam upaya mengendalikan sampah plastik sebagaimana tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini “Beat Plastic Pollution”. Kegiatan ini juga dirangkai dengan jalan santai untuk kesehatan dan penanaman pohon dalam rangka menyambut Hari Pohon Sedunia 21 November 2018.
Kegiatan yang diikuti oleh karyawan PTAMNT dan Aliansi Mintra Kerja beserta keluarga dan masyarakat diawali dengan jalan santai sejauh 2,3 km sambil memungut sampah di sepanjang jalan menuju Pantai Tropical dimulai dari Gate 41 Alpha. Perwakilan Karang Taruna Kecamatan Sekongkang dan Siswa SMKN 1 Maluk juga terlibat dalam kegiatan ini. Total peserta diperkirakan 300 orang.
Di Pantai Tropical peserta melakukan melakukan penyisiran memungut sampah sepanjang pantai. Total sampah yang dikumpukan sekitar 6 kubik, lebih dominan sampah plastik. Ada juga sampah kaleng dan karet. Diperkirakan tidak semua sampah berasal dari lokasi setempat, bisa saja berasal dari pantai lain yang dibawa arus. Akan tetapi semua sampah itu berasal dari darat. Jadi ingat dengan buku yang berjudul “Tata Laut Tertib Darat” sebuat panduan mengurangi limbah darat untuk melindungi laut.
Catatan penting yang bisa diambil di sini adalah jangan membawa sampah ke tempat wisata. Untuk menikmati laut yang bersih dan bebas sampah, maka sampah harus dikelola di darat. Aktivitas pengelolaan sampah dimulai sejak sampah dihasilkannya.
Dalam event ini secara paralel dilakukan penanam pohon di sepanjang jalan menuju Pantai Tropical. Jenis pohon yang ditanam adalah Dao (Dracontomelon dao) yang merupakan pohon tropis yang mampu menyimpan karbon dan menghasilkan oksigen dalam jumlah besar, juga sangat disukai burung-burung karena memiliki buah yang dapat dimakan.
Beberapa hal menarik untuk dijadikan bahan edukasi dari kegiatan BCU Pantai Tropical ini diantaranya: (1) Partisipasi peserta semua usia: bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, anak-anak bahkah balita. Sehingga peserta termuda balita umur 2 tahun lebih dan tertua umur 54 tahun lebih mendapat apresiasi dari Panitia. Ini memberikan makna bahwa setiap orang harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap permasalahan sampah. Mengingat setiap orang menghasilkan sampah maka sampah yang dihasilkannya harus dikelola dengan baik dan benar, seperti pemilahan, penempatan yang benar hingga pengangkutannya ke TPA.
Di sisi lain peserta telah mendapatkan edukasi terutama bagi anak-anak usia dini atau usia sekolahan bahwa pengelolaan sampah menjadi sangat penting untuk diterapkan di lingkungan masing-masing. Sebab jika sampah tidak dikelola dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah lingkungan yang kompleks.
(2) Panitia tidak menyediakan air mineral kemasan dan snack berkemasan plastik. Hanya air minum dalam gallon dan snack kemasan organik yang disediakan Panitia karena sebelumnya para peserta telah diiformasikan agar membawa botol air minumnya masing-masing. Jadi kegiatan ini sama sekali tidak mendatangkan sampah atau menambah volume sampah di lokasi. Hal ini salah satu metode pembelajaran dan aksi nyata untuk mengendalikan sampah plastik terutama dalam event serupa.
(3) Pantia membagikan goodybag (tas belanja) sebagai penggati kantong plastik atau tas kresek. Tas ini bisa dipakai berkali-kali untuk berbelanja ke pasar atau ke toko. Dengan berbelanja menggunakan tas belanja maka aktivitas berbelanja tidak menghasilkan sampah tas kresek. Dengan demikian prinsip reduce (mengurangi sampah) dalam rangka mengendalikan sampah plastik bisa diterapkan. Karena salah satu alasan ibu-ibu menggunakan tas kresek adalah tidak memiliki tas yang bisa dipakai berkali-kali, di samping penggunaan tas kresek yang lebih praktis sebab bisa dipakai kapan saja meskipun tidak ada perencanaan untuk berbelanja. Dengan demikian tas belanja ini selalu dibawa saat berbelanja.
(4) Edukasi hubungan timbal balik antara sampah dan pohon. Dari pohon kertas dihasilkan yang akhirnya akan menghasilkan sampah kertas. Maka merawat dan melindungi pohon adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan. Cara sederhana adalah dengan menghemat penggunaan kertas, menggunakan kertas bolak-balik, atau tidak menggunakan kertas dalam kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya (paperless). Cara-cara seperti ini sekaligus untuk mengurangi sampah kertas.
Akhirnya dengan berlangsungnya kegiatan BCU ini diharapkan: (1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan karyawan dalam pengelolaan sampah (mengedalikan sampah plastik), terutama bagi karyawan dan keluarganya; (2) Terciptanya kenyamanan bagi masyarakat dan karyawan dalam memanfaatkan pantai sebagai tempat wisata; (3) Meningkatnya kesadaran masyarakat dan karyawan akan pentingnya olahraga (jalan santai) bagi kesehatan; (4) Meningkatnya kesadaran masyarakat dan karyawan akan pentingnya pohon bagi kelangsungan hidup makhluk hidup; (5) Terciptanya kebersamaan dalam upaya mengedalikan sampah plastik karena sampah plastik sudah mengancam kehidupan mahluk hidup, semoga. (***)