Dompu, Lensa Pos NTB - Aktivitas tambang Galian C yang dilakukan oleh CV Rora Indah Lestari yang beroperasi di wilayah So Mada Kabu Kelurahan Simpasai Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB dinilai mengganggu dan meresahkan masyarakat.
Karena itu sekelompok warga yang bergabung dalam Aliansi Pemuda Renda (APR) melakukan aksi blokade jalur masuk di areal Perusahaan tersebut pada selasa (11/6).
APR menolak keberadaan CV. Rora Indah Lestari karena dianggap sangat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman para petani di sekitar lokasi, karena limbah material yang dihasilkan membuat rugi para petani.
"Persoalan limbah material ini sangat berefek pada penghasilan para petani, dimana limbah yang dihasilkan menyebabkan para petani rugi dan gagal panen, karena tanaman petani secara keseluruhan pada sekitar lokasi ditutupi oleh material debu yang dihasilkan perusahaan," ungkap Kordinator Lapangan (Korlap) Surio Sulistio.
Aktivis yang familiar disapa Rio ini juga menduga CV Rora Indah Lestari tidak memiliki ijin operasional.
"Kami menduga Galian C yang dilakukan CV Rora Indah Lestari ini tidak memiliki ijin, karena sepengetahuan kami selaku pemilik lahan yang berada di sebelah perusahaan ini, merasa tidak pernah menandatangani surat yang membenarkan hadirnya CV Rora Indah Lestari beroperasi di lokasi ini," sorotnya.
Massa yang merasa resah dengan keberadaan Penggalian C oleh CV Rora Indah Lestari, melakukan aksi penolakan dengan menyegel jalur masuk perusahaan tersebut dengan harapan agar pihak perusahaan dapat memagar keliling area perusahaan, sepaya material yang dihasilkan tidak mencemari tanaman petani disekitar.
"Harapan kami selaku pemilik lahan di sekitar lokasi, bagaimana perusahaan bisa memagari area perusahaan ini, supaya tidak mengganggu terhadap tanaman petani, juga kami harapkan supaya kendaraan yang mengangkut material ini, dapat dibatasi agar tidak menggunakan mobil tronton, karena jalur ini tidak mampu memenuhi kapasitas kekuatan mobil tronton yang ada," cetusnya.
Sejauh ini massa sudah melakukan aksi yang sama hingga tiga kali, dan memintanya untuk melakukan dialog, namun hingga aksi yang ketiga kali ini dilakukan pihak perusahaan belum juga menanggapi keinginan massa aksi.
Buntut dari aksi ini kegiatan penambangan galian C maupun aktivitas pengangkutan material terhenti. Sejumlah buruh nampak kecewa karena tidak bisa bekerja.
"Dengan kejadian ini kami tidak bisa berkerja dan harus berhenti, kami merasa rugi karena perusahaan tidak akan gaji kita jika kita tidak kerja," cetus salah seorang buruh yang dimintai tanggapannya. (DIN)