Dr. H. Sukro Muhab, M. Si saat memberikan materi pada Seminar Parenting di Paruga Samakai Dompu, Sabtu (28/9/2019) |
Kegiatan yang dihelat di Paruga Samakai Dompu itu diikuti oleh sekitar 700 orang tua / wali murid dari sejumlah sekolah Islam Terpadu di bawah naungan JSIT Kabupaten Dompu dan peserta umum.
Tampil sebagai pembicara adalah Dr. H. Sukro Muhab, M. Si, Way Lektor Kepala dan Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus Ketua Dewan Pembina JSIT Indonesia yang didampingi oleh Buhri Ramadhan, Kepala SMP-IT Al-Hilmi Dompu.
Mantan Ketua Umum JSIT Indonesia (2006-2017) ini menyampaikan materi tentang "Kiat Mendidik Generasi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0"
Dikatakannya Revolusi Industri 4.0 ini di satu sisi memberikan berbagai kemudahan di antaranya internet dapat menjadi sumber belajar yang menyajikan berbagai informasi dan bertukar informasi tanpa batas (Internet Of Things/IoT) dengan cepat dan pengetahuan tentang apa saja di mana-mana (ubiquitous knowledge). Melalui jaringan internet seseorang bisa belajar sendiri tentang apa saja (personalized learning).
Namun di sisi lain bisa berdampak negatif bagi penggunanya yakni ia akan kehilangan kendali (lost control).
Tantangan terberat di era milenia yaitu kids zaman now sudah diperkenalkan dengan gadget dan bahkan kecanduan dengan barang canggih itu.
"Gadget sudah menjadi masalah nasional karena membentuk masyarakat anti sosial," ujarnya.
Anak yang kecanduan gadget, ketika berada pada fase anak, mereka cenderung tidak saling mengenal teman sebayanya karena waktu hanya dihabiskan untuk bermain game yang sudah tersedia di dalam gadget bukan untuk bermain dengan temannya. Demikian pula di fase remaja terkesan cuek, dan di fase dewasa menjadi pribadi yang tidak memiliki rasa kepedulian terhadap ingkungan di sekitarnya.
Kapan HP boleh dimiliki anak ?
Pengusaha komputer dunia, Bill Gates melarang anak-anaknya membawa HP di atas meja saat makan dan tidak memberikan HP hingga usia 14 tahun.
Sedangkan Steve Jobs membatasi anak-anak menggunakan teknologi IT di rumah.
Ia menerangkan Rasulullah Saw telah menegaskan setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanya yang membentuk ia menjadi yahudi, nasrani maupun majusi.
Karena itu, tugas utama orang tua tercakup dalam 3 hal, yakni spiritual, ilmu dan keterampilan, serta life skill. Tugas spiritual yaitu menanamkan aqidah, menjaga fitrah, membangun akhlaq dan adab islami, serta menguatkan ibadah. Ilmu dan keterampilan berupa mengembangkan wawasan luas, berpikir kritis dan kreatif serta komunikatif. Adapun life skill dalam bentuk mengembangkan bakat minat, kemandirian, berjiwa wira usaha, dan terampil mengelola potensi diri.
Ketua Panitia Ustadz Muhammad, S. Pd. I mengatakan kegiatan Seminar Parenting ini bertujuan agar tercipta sinergitas pola asuh antara orang tua dan guru di dalam mendidik generasi, apalagi di era revolusi industri 4.0 ini.
"Ada kecenderungan masalah pendidikan anak ini semuanya dibebankan kepada guru di sekolah. Padahal sebenarnya tanggung jawab utama pendidikan anak adalah orang tua sedangkan guru adalah mitra," tandasnya.
Melalui seminar ini, lanjutnya diharapkan terjadinya peningkatan sinergitas antara orang tua dan guru di dalam mendidik anak.
Mewakili seluruh panitia, ia menyampaikan terima kasih kepada Pegadaian Syariah Dompu yang telah memfasilitasi terselenggaranya perhelatan akbar tersebut. "Terima kasih kepada Pegadaian Syariah yang telah menjadi sponsor utama kegiatan ini," ungkapnya. Ia juga berterima kasih kepada Pemda Dompu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Dompu yang telah mendukung kegiatan tersebut.
Mewakili seluruh panitia, ia menyampaikan terima kasih kepada Pegadaian Syariah Dompu yang telah memfasilitasi terselenggaranya perhelatan akbar tersebut. "Terima kasih kepada Pegadaian Syariah yang telah menjadi sponsor utama kegiatan ini," ungkapnya. Ia juga berterima kasih kepada Pemda Dompu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Dompu yang telah mendukung kegiatan tersebut.
Sementara itu, Kepala SD-IT Al-Hilmi, Ustadz Syamsul, S. Pd mengemukakan menghadapi revolusi industri 4.0 dan arus perubahan informasi yang begitu cepat, diperlukan sinergisitas pola asuh orang tua dan guru dalam mengantarkan tumbuh kembang anak sesuai tahapan usia dan tuntutan zamannya.
Zaman now, milenials sampai pada istilah generasi Z dialamatkan kepada anak-anak kita yang lahir dan tumbuh dengan segala pesonanya menjadi bagian dari keseharian aktivitas anak-anak kita di rumah, di sekolah dan lingkungan sosialnya. Arus perubahan informasi yang begitu cepat merangsek masuk ke dalam kamar anak-anak kita, mengubah tatanan kehidupan dan kultur sosial bahkan sampai ke dalam jiwa anak kita. Kemajuan dalam bidang teknologi dan sains memengaruhi perilaku sosial dan gaya hidup. Maka tugas kita orang tua dan guru harus terus berpadu mengawal dan mengarahkan tumbuh kembang anak sesuai fitrahnya.
"Melalui seminar ini kita akan temukan jawaban dan solusi sinergisitas pola asuh orang tua dan guru dalam mendidik generasi di era revolusi industri 4.0 pada seminar nasional parenting ini," jelasnya.
Kepala TK-IT Al-Hilmi, Eti Cusmawati, SE menerangkan pendidikan diawali dari keluarga. Keluarga adalah tempat pertama bagi pembentukan dan pendidikan anak. Orang tua dan rumah adalah sekolah pertama yang dikenal oleh anak. Karena itu, peran orang tua sangatlah penting. Melalui orang tualah anak akan belajar mengenai nilai-nilai dan norma sebelum anak memasuki jenjang prasekolah yaitu pendidikan PAUD maupun pendidikan sekolah dasar. "Orang tua harus memiliki bekal mengenai berbagai macam informasi tentang pendidikan anak," tuturnya.
Ia melanjutkan orang tua harus memberikan tauladan yang baik bagi anak-anaknya, karena anak usia dini adalah peniru yang ulung. Anak akan belajar melalui tahapan imitasi yaitu meniru. Apa yang dilihat dan didengar anak akan ditiru oleh anak. Jadi orang tua harus lebih berhati-hati dalam perilaku maupun perkataan.
Oleh karena itu, Parenting education adalah metode yang tepat bagi orang tua dalam pembentukan karakter anak.
"Parenting di sini bukan hanya sekedar mengasuh anak, namun orang tua harus mendidik, membimbing dan melindungi setiap perkembangan anak," imbuhnya.
Dikatakannya parenting education memiliki pengertian yaitu program pendidikan pengasuhan yang dilakukan oleh lembaga untuk meningkatkan kualitas kepengasuhan dan tercapainya visi-misi. Manfaat yang diperoleh dari parenting education yaitu menambah wawasan dan pengetahuan orang tua dalam hal pengasuhan anak sesuai dengan usia, karakter dan perkembangannya.
"Seminar parenting ini adalah salah satu kegiatan Parenting Education," ungkapnya. (AMIN).