Mataram, Lensa Pos NTB - Jika anda ingin menikmati beragam keindahan yang ada di pulau surganya para pesohor dan wisatawan dunia, kini anda tidak perlu khawatir akan sarana transportasi. Pulau Moyo di Sumbawa-NTB seringkali dijuluki pulau surga oleh para pelacong yang pernah merasakan sensasi keindahannya yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Untuk menuju ke pulau itu, kini sudah tersedia fasilitas transportasi laut "long distance ferry (LDF) Rute Surabaya- Badas Sumbawa, dengan KMP. Swarna Bahtera yang akan siap melayani dan mengantarkan anda ke gerbang pulau surga itu.
Pelabuhan Badas merupakan pintu gerbang menuju Pulau Moyo. Kemudian untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata berkelas dunia itu, telah tersedia fasilitas angkutan kapal cepat (fast Boat) yang akan mengantar anda langsung ke Pulau surga itu.
Dengan KMP. Ferry Swarna Bahtera, maka pelayaran dari Surabaya menuju Badas Sumbawa hanya ditempuh dalam waktu 27 jam hingga 30 jam saja. Keuntungan lainnya, dari sisi biaya jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan ongkos transportasi darat atau udara. Belum lagi jika dikaitkan dengan kepenatan sepanjang perjalanan karena harus berjuang melawan macet, polusi dan kendala lain disepanjang perjalanan.
Maka mulai tanggal 29 September 2019 rute pelayaran perdana long distance ferry (LDF) Surabaya-Badas akan mulai beroperasi, dengan jadwal dan tarif sebagaimana tampak dalam tabel dibawah.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa konektivitas dan mobilitas adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam mendorong geliat perekonomian masyarakat. Juga merupakan sebuah prasyarat untuk mewujudkan percepatan pembangunan di segala bidang. Ini adalah fondasi dari industrialisasi yang bertumpu pada sektor pertanian dalam arti luas, kepariwisataan dan UMKM dengan beragam industri turunannya yang ikut bergerak cepat, ujar Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu.
Dibukanya rute pelayaran Badas-Surabaya (PP) menurut Doktor Zul, tidak hanya akan memperlancar arus barang dan orang dari Sumbawa ke Jawa dan sebaliknya. Tetapi juga membuka akses pertumbuhan yang lebih cepat pada kawasan-kawasan potensial dan produktif. Termasuk sektor pariwisata, utamanya pada destinasi-destinasi strategis, seperti gili-gili atau pulau kecil di kawasan Samota ( teluk Saleh, Pulau Moyo dan biosfer Tambora). Demikian juga para wisatawan dan pebisnis akan dapat merencanakan perjalanan wisatanya dan/atau bisnisnya langsung ke Sumbawa, menikmati beragam keindahan alam dan pesona taman laut, Moyo, teluk Saleh dan Biosfer Tambora yang luar biasa.
Berdasarkan kalkulasi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Drs. Lalu Bayu Windia, M.Si, terbukanya jalur transportasi laut Badas-Surabaya (PP), selain lebih hemat dari sisi cost/biaya angkut logistik, juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi gap/kesenjangan harga antara pulau Jawa dengan Luar Jawa, khususnya di Wilayah Nusa Tenggara.
Sedangkan dari sisi jalan raya, kata Miq Bayu sapaannya, juga dapat mengurangi laju kerusakan jalan raya, khususnya pada jalur jalan utama kayangan-mataram. Kehadiran Long Distance Ferry (LDF) ini, sekaligus dapat mengurai kepadatan lalu lintas dijalan raya, sehingga waktu tempuh bisa dipercepat.
Menurutnya, jika tahun 2011 silam, waktu tempuh Mataram-Kayangan hanya 1,5 jam, namun saat ini seiring dengan peningkatan kepadatan arus lalu lintas di jalur utama itu, maka waktu tempuh bisa lebih 3,5 jam, terang Miq Bayu.
MOYO YANG MEMIKAT
Pulau Moyo sungguh memikat dan menghipnotis setiap tamu yang mengunjunginya, karena keindahan yang dimilikinya, didukung 6 spot yang bisa dieksplorasi, mulai dari wisata bahari hingga air terjun. Lagi pula Destinasi destinasi itu sangat mudah dijangkau.
Misalnya pesona pantai. Kawasan disekitar Moyo, terdapat Takat Sigale, Pantai Tanjung Pasir, dan Pantai Poto Jarum. Takat Sigale memiliki gundukan pasir yang berwarna pink. Gradasinya pun sangat indah kala beradu dengan air laut. Gundukan pasir ini memiliki tinggi sekitar 2 Meter.
Momentum terbaik untuk menikmatinya, adalah pagi dan siang hari. Sebab, kawasan Takat Sigale hanya terlihat ujung gundukan pasirnya saat air pasang. Selain karakternya unik tersebut, destinasi ini juga menawarkan panorama bawah laut yang sungguh sangat eksotis. Ada beragam warna warni terumbu karang dan ikan yang dapat dinikmati ketika deeping disitu. Sementara Airnya sungguh jernih dan menyegarkan, ditambah keindahan sunsetnya.
Destinasi lainnya adalah Pantai Tanjung Pasir. Destinasi ini menawarkan garis pantai dengan pasir pink-nya. Ada 3 gradasi warna air yang ditawarkan, mulai dari pink hingga kehijauan dan biru. Sama seperti pantai lain, kawasan Tanjung Pasir ini juga menawarkan keindahan bawah airnya.
Pulau Moyo semakin eksotis dengan kehadiran Pantai Poto Jarum. Untuk menikmati Poto Jarum ini bisa diakses langsung melalui Pantai Tanjung Pasir. Perjalanannya sekitar 60 menit dengan memakai kapal nelayan. Begitu sampai ditujuan, karakter khas pantai dengan bebatuan besar terhampar di bibir pantai. Kawasan ini masih alami dan sangat ideal untuk snorkling.
Pulau Moyo juga menawarkan keunikan dari koleksi air terjunnya. Komposisi air terjunnya terdiri dari Mata Jitu, Sengalo, dan Diwu Mbai. Untuk Air Terjun Mata Jitu sering disebut sebagai Queen Waterfall. Sebab, destinasi ini pernah dikunjungi mendiang Putri Diana. Bentuknya unik dengan komposisi bertingkat lengkap dengan kolamnya.
Jernihnya air di sana menyatu dengan warna indah bebatuannya. Untuk mencapai Air Terjun Mata Jitu, wisatawan menjangkaunya dari Desa Ai Bari.
“Pulau Moyo bukan hanya menawarkan garis pantainya. Keindahannya semakin lengkap dengan komposisi air terjunnya. Bahkan, Putri Diana asal dari Kerajaan Inggris dahulu pernah dibuat takjub,” tegas Rizki.
Menggenapi koleksinya, Pulau Moyo pun menawarkan keunikan Air Terjun Diwu Mbai. Lokasinya ada di Labuan Aji dengan karakter bertingkat. Air terjun ini menyatu dengan belantara hutan yang ada di sekitarnya. Beberapa sulur pohonnya bahkan bisa digunakan untuk berayun. (TIM)
Untuk menuju ke pulau itu, kini sudah tersedia fasilitas transportasi laut "long distance ferry (LDF) Rute Surabaya- Badas Sumbawa, dengan KMP. Swarna Bahtera yang akan siap melayani dan mengantarkan anda ke gerbang pulau surga itu.
Pelabuhan Badas merupakan pintu gerbang menuju Pulau Moyo. Kemudian untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata berkelas dunia itu, telah tersedia fasilitas angkutan kapal cepat (fast Boat) yang akan mengantar anda langsung ke Pulau surga itu.
Dengan KMP. Ferry Swarna Bahtera, maka pelayaran dari Surabaya menuju Badas Sumbawa hanya ditempuh dalam waktu 27 jam hingga 30 jam saja. Keuntungan lainnya, dari sisi biaya jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan ongkos transportasi darat atau udara. Belum lagi jika dikaitkan dengan kepenatan sepanjang perjalanan karena harus berjuang melawan macet, polusi dan kendala lain disepanjang perjalanan.
Maka mulai tanggal 29 September 2019 rute pelayaran perdana long distance ferry (LDF) Surabaya-Badas akan mulai beroperasi, dengan jadwal dan tarif sebagaimana tampak dalam tabel dibawah.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa konektivitas dan mobilitas adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam mendorong geliat perekonomian masyarakat. Juga merupakan sebuah prasyarat untuk mewujudkan percepatan pembangunan di segala bidang. Ini adalah fondasi dari industrialisasi yang bertumpu pada sektor pertanian dalam arti luas, kepariwisataan dan UMKM dengan beragam industri turunannya yang ikut bergerak cepat, ujar Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu.
Dibukanya rute pelayaran Badas-Surabaya (PP) menurut Doktor Zul, tidak hanya akan memperlancar arus barang dan orang dari Sumbawa ke Jawa dan sebaliknya. Tetapi juga membuka akses pertumbuhan yang lebih cepat pada kawasan-kawasan potensial dan produktif. Termasuk sektor pariwisata, utamanya pada destinasi-destinasi strategis, seperti gili-gili atau pulau kecil di kawasan Samota ( teluk Saleh, Pulau Moyo dan biosfer Tambora). Demikian juga para wisatawan dan pebisnis akan dapat merencanakan perjalanan wisatanya dan/atau bisnisnya langsung ke Sumbawa, menikmati beragam keindahan alam dan pesona taman laut, Moyo, teluk Saleh dan Biosfer Tambora yang luar biasa.
Berdasarkan kalkulasi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Drs. Lalu Bayu Windia, M.Si, terbukanya jalur transportasi laut Badas-Surabaya (PP), selain lebih hemat dari sisi cost/biaya angkut logistik, juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi gap/kesenjangan harga antara pulau Jawa dengan Luar Jawa, khususnya di Wilayah Nusa Tenggara.
Sedangkan dari sisi jalan raya, kata Miq Bayu sapaannya, juga dapat mengurangi laju kerusakan jalan raya, khususnya pada jalur jalan utama kayangan-mataram. Kehadiran Long Distance Ferry (LDF) ini, sekaligus dapat mengurai kepadatan lalu lintas dijalan raya, sehingga waktu tempuh bisa dipercepat.
Menurutnya, jika tahun 2011 silam, waktu tempuh Mataram-Kayangan hanya 1,5 jam, namun saat ini seiring dengan peningkatan kepadatan arus lalu lintas di jalur utama itu, maka waktu tempuh bisa lebih 3,5 jam, terang Miq Bayu.
MOYO YANG MEMIKAT
Pulau Moyo sungguh memikat dan menghipnotis setiap tamu yang mengunjunginya, karena keindahan yang dimilikinya, didukung 6 spot yang bisa dieksplorasi, mulai dari wisata bahari hingga air terjun. Lagi pula Destinasi destinasi itu sangat mudah dijangkau.
Misalnya pesona pantai. Kawasan disekitar Moyo, terdapat Takat Sigale, Pantai Tanjung Pasir, dan Pantai Poto Jarum. Takat Sigale memiliki gundukan pasir yang berwarna pink. Gradasinya pun sangat indah kala beradu dengan air laut. Gundukan pasir ini memiliki tinggi sekitar 2 Meter.
Momentum terbaik untuk menikmatinya, adalah pagi dan siang hari. Sebab, kawasan Takat Sigale hanya terlihat ujung gundukan pasirnya saat air pasang. Selain karakternya unik tersebut, destinasi ini juga menawarkan panorama bawah laut yang sungguh sangat eksotis. Ada beragam warna warni terumbu karang dan ikan yang dapat dinikmati ketika deeping disitu. Sementara Airnya sungguh jernih dan menyegarkan, ditambah keindahan sunsetnya.
Destinasi lainnya adalah Pantai Tanjung Pasir. Destinasi ini menawarkan garis pantai dengan pasir pink-nya. Ada 3 gradasi warna air yang ditawarkan, mulai dari pink hingga kehijauan dan biru. Sama seperti pantai lain, kawasan Tanjung Pasir ini juga menawarkan keindahan bawah airnya.
Pulau Moyo semakin eksotis dengan kehadiran Pantai Poto Jarum. Untuk menikmati Poto Jarum ini bisa diakses langsung melalui Pantai Tanjung Pasir. Perjalanannya sekitar 60 menit dengan memakai kapal nelayan. Begitu sampai ditujuan, karakter khas pantai dengan bebatuan besar terhampar di bibir pantai. Kawasan ini masih alami dan sangat ideal untuk snorkling.
Pulau Moyo juga menawarkan keunikan dari koleksi air terjunnya. Komposisi air terjunnya terdiri dari Mata Jitu, Sengalo, dan Diwu Mbai. Untuk Air Terjun Mata Jitu sering disebut sebagai Queen Waterfall. Sebab, destinasi ini pernah dikunjungi mendiang Putri Diana. Bentuknya unik dengan komposisi bertingkat lengkap dengan kolamnya.
Jernihnya air di sana menyatu dengan warna indah bebatuannya. Untuk mencapai Air Terjun Mata Jitu, wisatawan menjangkaunya dari Desa Ai Bari.
“Pulau Moyo bukan hanya menawarkan garis pantainya. Keindahannya semakin lengkap dengan komposisi air terjunnya. Bahkan, Putri Diana asal dari Kerajaan Inggris dahulu pernah dibuat takjub,” tegas Rizki.
Menggenapi koleksinya, Pulau Moyo pun menawarkan keunikan Air Terjun Diwu Mbai. Lokasinya ada di Labuan Aji dengan karakter bertingkat. Air terjun ini menyatu dengan belantara hutan yang ada di sekitarnya. Beberapa sulur pohonnya bahkan bisa digunakan untuk berayun. (TIM)