Owner CV. Tri Utami Jaya, Nasrin H. Mukhtar saat menerima kunjungan dari wisatawan asal Jerman dan Slovakia membahas tentang produk daun kelor tahun lalu
Mataram, koranlensapos.com - Miracle Tree (Pohon Ajaib), itulah julukan yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) kepada tanaman kelor karena khasiatnya yang luar biasa. Sejak dulu daun tanaman bernama latin Moringa Oleifera ini oleh sebagian besar masyarakat NTB dikonsumsi dalam bentuk sayur bening. Buahnya yang panjang-panjang juga sangat nikmat diolah menjadi sayur asam.
Fakta demikian memunculkan ide kreatif dari Nasrin untuk mengolah daun kelor sebagai bubuk teh pada awal tahun 2017. Hasilnya, sambutan pasar sangat positif sehingga permintaan terus meningkat.
Kini peluang pasar Teh Kelor produksi CV. Tri Utami Jaya bermerk SaSaMboDom, Moringa Kidom dan Morikai ini telah menembus sampai seluruh Provinsi di Indonesia bahkan sudah terkirim ke puluhan negara dari berbagai benua. Baik Asia, Eropa, hingga ke Timur Tengah.
Nasrin menyebut pengiriman teh celup berbahan dasar daun kelor itu sudah menjangkau 30 negara. Antara lain ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Qatar, Saudi Arabia, Maroko, Quwait, Turki, Jerman, Prancis, Inggris, Swedia, Belgia, Newzeland, Australia, Jepang, Cina, Korea Selatan, Hongkong dan sejumlah negara di berbagai belahan dunia lainnya.
“Dari Nigeria dan Kamerun juga sudah memesan. Tinggal menunggu kontrak kerjasama,” kata Nasrin sebagaimana dikutip dari SuaraNTB.com.
Teh Kelor Moringa KidomDisebutnya pengiriman produk turunan kelor ke puluhan negara ini bekerjasama dengan para duta besar, Atase Perdagangan, buyer yang ada di masing-masing negara. Diakuinya pula ada yang belum begitu besar permintaannya karena ada juga yang dikirim untuk contoh produk.
“Dari Swedia sudah order juga sebanyak 2.000 pcs. Ada juga yang dipesan dari Madrid, Spanyol. Hitungannya masih belum terlalu besar. Masih puluhan juta. Secara umum, kami masih menunggu spek yang dibutuhkan untuk kami penuhi,” ujarnya.
Nasrin mengemukakan permintaan pasar terhadap teh celup berbahan dasar kelor ini berbeda-beda sesuai selera dan kebiasaan. Contohnya ada yang lebih menyukai tidak menggunakan benang dan ada juga yang memakai benang sehingga diproduksi dalam 2 (dua) macam menggunakan benang dan tidak menggunakan benang.
Pesanan produk teh dan kopi kelor diterima oleh Kedutaan Besar Indonesia di Belanda Tri Utami Jaya sudah menghasilkan beragam produk turunan kelor. Diantaranya tes celup kelor, teh bubuk kelor, kopi kelor, kapsul kelor, ada produk biscuit kelor, minuman segar kelor dan kosmetik. Ada juga yang sudah dibuat dalam bentuk masker kelor, sabun, powder dan lainnya. Rencana produk pengembangannya adalah es krim kelor, kripik kelor dan lainnya.
Menurut WHO, kelor berkhasiat untuk obat, kosmetik, dan kekebalan tubuh serta tulang. Mengandung zat besi tinggi, protein, kalsium, karbohidrat dan kandungan vitamin lainnya. Selain itu dapat meningkatkan kecerdasan, bahkan untuk kecerdasan otak. Sehingga kelor disebut sebagai superfood. Di NTB, pohon kelor tidak susah dijumpai. Banyak tumbuh di ladang, bahkan di pekarangan rumah warga.
Menurut Nasrin seluruh bagian dari tanaman ajaib bernama latin Moringa Oleifera itu hampir tidak ada yang terbuang. Dari kulit, getah, daun, ranting, bunga, biji, kulit biji, kulit buah, batang hingga akar. Seluruhnya bermanfaat.
"Hanya saja sementara ini difokuskan untuk pengolahan daun. Karena ketersediaan bahan bakunya bisa dipenuhi," tutur pria santun asal Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu NTB tersebut.
Selain Pemprov NTB, Kementerian Koperasi dan Kementerian Parekraf juga memberikan dukungan. Dari sisi pengembangan, hingga pemasaran. Nasrin mengatakan, selain potensi pemasaran di luar negeri, permintaan pasar dalam negeri dan daerah juga terus berlangsung.
Ia bahkan sudah membangun kerjasama dengan kampus-kampus untuk memenuhi kebutuhan dan kerjasama pemasaran. Ada juga kerjasama dengan BUMN-BUMN, yaitu perbankan. Bahkan di bandara-bandara di Indonesia, akan disediakan minuman segar dari kelor. Demikian pula di hotel-hotel di daerah, maupun nasional. Produk – produk turunan dari kelor akan digunakan. PBB melalui Smesco juga sudah bekerjasama untuk pemasaran produk turunan kelor ke 13.000 jaringan Kimia Farma di Indonesia.
Pengiriman teh kelor dan kopi kelor ke negara-negara Timur Tengah bekerja sama dengan Travel UmrohUntuk memenuhi permintaan, saat ini ada 250 hektar lahan kelor yang menyuplai kebutuhan bahan baku pabriknya yang terpusat di Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu.
"Tahun ini rencananya akan dikembangkan sampai 1.000 hektar. Kerjasama dengan kelompok-kelompok tani. Kementerian Pertanian bahkan memberikan dukungan untuk pengembangan kebun bibit kelor," sebutnya.
Pengembangan pohon kelor menurutnya, selain untuk kebutuhan konsumsi, kegiatan ekonomi, juga dapat bermanfaat untuk kelestarian alam. penghijauan, mengurangi longsor, banjir, dan memicu munculnya mata air.
"Tumbuhnya cepat, dan tidak terlalu berpengaruh secara geografi. Di mana saja bisa ditanam dengan mudah," pungkasnya. (emo).