Aksi unjuk rasa dan blokade jalan di Kabupaten Dompu, Rabu (16/3/2022) tuntut kenaikan harga gabah sesuai HPP
Dompu, koranlensapos.com - Pimpinan Cabang Perum Bulog Bima, Wilya Fatayani memberikan pernyataan resmi bahwa gabah dari petani di Kabupaten Dompu akan diserap sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dengan mengacu pada Permendag Nomor 24 Tahun 2022.
Statemen itu disampaikan Wilya usai menghadiri rapat koordinasi tertutup di Kantor Pemda Dompu yang dipimpin langsung oleh Bupati Kader Jaelani dan dihadiri Forkopimda serta pimpinan OPD terkait, Selasa (15/3/2022) sore sebagaimana ditulis oleh sejumlah media.
Dalam pernyataannya, Wilya menjanjikan bakal menyerap (membeli) gabah dari petani sesuai standar HPP mulai keesokan harinya, yakni Rabu, 16 Maret 2022.
Namun fakta yang terjadi, pada hari yang dijanjikan itu para pengusaha yang menjadi mitra Bulog justru menghentikan pembelian gabah dari petani. Tentu saja gabah milik petani menumpuk karena tidak ada yang membeli.
Terkait hal tersebut, puluhan massa aksi dari berbagai elemen melakukan aksi demo di depan Kantor DRPD Dompu dan Kantor Pemda Dompu menuntut penetapan harga gabah sesuai HPP harus benar-benar direalisasikan.
Bukan hanya itu, informasi yang dihimpun media ini aksi blokade jalan juga terjadi di Kelurahan Kandai Dua tepatnya di depan Masjid Jami' Qushurul Jannah pada Rabu siang (16/3/2022). Aksi serupa juga terjadi di So Tolo Bara Desa Bara Kecamatan Woja Kabupaten Dompu. Tuntutannya sama mendesak pemerintah dan Bulog untuk menepati komitmennya dalam menyerap gabah petani sesuia HPP.
Salah seorang Ketua Kelompok Tani di Desa Saneo Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, Ahmad, S. Pd yang dikonfirmasi media ini mensinyalir bahwa janji yang diucapkan oleh Pimpinan Cabang Perum Bulog Bima, Wilya Fatayani sebagaimana tersebut di atas hanyalah untuk menenangkan masyarakat saja.
"Jangan-jangan janji Bulog beli gabah sesuai HPP itu hanya PHP (Pemberi Harapan Palsu)," ucap aktivis berambut gondrong yang biasa disapa Son Marhaen itu. (emo).