Dompu, koranlensapos.com - Pelepasan ternak secara liar di kawasan sekitar lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) di Desa Doropeti dan Soritatanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu berdampak pada kerusakan tanaman tebu milik perusahaan pabrik gula tersebut.
Humas PT. SMS, Muhammad Haryanto mengungkapkan serangan ternak terjadi di Pintu 1 hingga pintu 8. Dari 1.381,28 Hektare areal tanaman tebu, sebanyak 453,03 Ha mengalami kerusakan akibat serangan hewan ternak.
Serangan ternak terhebat di tahun 2023 ini terjadi di areal pintu 1 dan 2 di Desa Soritatanga. Dari areal tanam 587,66 Ha, yang mengalami serangan ternak sebanyak 243,19 Ha. Demikian pula di pintu 3 (masih di wilayah Desa Soritatanga), dari luasan areal tanam 181,68 Ha, kerusakan akibat serangan ternak mencapai 109,1 Ha. Sedangkan di pintu 4, dari areal tanam 55,22 Ha, terjadi serangan ternak mencapai 47,12 Ha. Di pintu 5 dari 144,19 areal tanam, terdapat 18,36 Ha mengalami kerusakan. Di lokasi tanam pintu 6 dan 7, jumlah areal tanam 263,15 Ha. Sedangkan areal serangan ternak 18,98 Ha. Adapun di pintu 8, jumlah areal tanam 149,38 Ha. Serangan ternak sebanyak 16,28 Ha.
"Data serangan ternak 453,03 Hektare ini di tahun 2023. Tahun-tahun sebelumnya juga terjadi hal yang sama," ujarnya.
Haryanto mengaku pihak perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar akibat kerusakan tanaman tebu di lahan HGU yang ditimbulkan oleh serangan ribuan hewan ternak yang berkeliaran itu.
"Kerugian untuk tahun ini saja dari areal serangan ternak 453.03 Hektare itu mencapai sekitar Rp. 6.795.450.000 (enam miliar tujuh ratus sembilan puluh lima juta empat ratus lima puluh ribu rupiah)," ungkapnya.
Apa upaya PT. SMS untuk mencegah terjadinya serangan hewan ternak masuk dalam areal tanaman tebu?
Dikemukakan Haryanto, pihak perusahaan telah melakukan berbagai macam cara untuk mengantisipasi serangan hewan ternak ke areal tanaman tebu. Pemagaran menggunakan kayu dan bambu telah dilakukan pihak perusahaan bahkan dilapisi kawat berduri. Namun hijauan tanaman tebu mengundang hewan ternak berusaha untuk menerobos pagar-pagar tersebut karena di sekelilingnya telah mengalami kering kerontang.
Secara keseluruhan pemagaran berlapis kawat berduri yang dilakukan pihak perusahaan sepanjang 42.447,61 meter atau lebih dari 42 kilometer.
Selain pemagaran berlapis kawat berduri, pihak perusahaan juga melakukan penggalian kanal. Tidak tanggung - tanggung, kanal yang dibuat secara keseluruhan mencapai 38.568,53 meter.
Bukan hanya itu, pada setiap pintu ada petugas yang selalu standby melakukan penjagaan. Namun demikian serangan hewan ternak sapi maupun kerbau yang jumlahnya ribuan ekor itu tidak dapat dielakkan.
Apa harapan pihak perusahaan terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu?
"Kami berharap ada keseriusan dari pemerintah daerah melihat persoalan yang sudah bertahun tahun ini," kata Haryanto.
Dikemukakannya pihak PT. SMS berharap ada desain yang ideal dan menguntungkan bagi semua pihak. Ada simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara berbagai pihak dan tidak ada yang merasa dirugikan.
"Ternak bisa berkembang dengan baik, sehat dan unggul, tanpa mengganggu lahan kami dan kamipun bisa terus meningkatkan produksi dari tahun ke tahun dengan tenang," paparnya.
Diungkapkan Haryanto, pihak perusahaan menunggu upaya serius dari Pemda Dompu mengatasi persoalan tebu dan ternak yang terjadi sekian tahun ini. Jika hal ini dibarkan berlarut-larut tanpa solusi, akan berdampak buruk pada keberlanjutan investasi.
"Kami sudah bertemu DPRD dan Pemda, sudah kami tunjukkan bukti-bukti kerugian kami tapi sampai saat ini belum ada realisasi nyata yang meyakinkan kami untuk terus melanjutkan berinvestasi di Kabupaten Dompu ini," ucap wartawan senior asal Makassar tersebut. (emo).