Oleh: Adiansyah Dompu
Pertama-tama saya mengucapkan Selamat dan Terimakasih kepada Masyarakat DOU DOMPU dan Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu yang telah berhasil memperjuangkan TIMBU dan TEMBE MUNA PA'A sebagai WARISAN BUDAYA TAK BENDA (WBTB) Nasional dari Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Penyerahan Sertifikat Penetapan TIMBU dan TEMBE MUNA PA'A sebagai WBTB dari Kabupaten Dompu akan diberikan pada puncak acara Peringatan Hari Jadi Dompu ke 209 di tahun 2024 oleh Pj. Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Sungguh sebuah perjuangan panjang yang dimulai sejak dekade awal milenium kedua.
Atas Keberhasilan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk sejenak melakukan 'Perjalanan Waktu Imajiner'. Kita kembali ke tahun 2011, tepatnya pada tanggal 1 Januari 2011, ketika Pelaporan TEMBE MUNA PA'A dan TIMBU sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTP) dari Kabupaten Dompu diterima oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya.
Tanggal 1 Januari 2011 adalah tanggal diterimanya Pelaporan TIMBU dan TEMBE MUNA PA'A sebagai WBTB dari Kabupaten Dompu. Itu berarti bahwa perjuangan ini sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
Saya mencatat dari Situs Kemendikbud Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya bahwa ada seseorang yang tercatat bernama AKMAL. Ia berasal dari Desa Ranggo Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, bersama salah seorang yang tidak tercatat namanya, juga berasal dari Desa yang sama, dimana pada tanggal 1 Januari 2011 tersebut. Beliau berdua tercatat sebagai PELAKU PENCATATAN TEMBE MUNA PA'A sebagai WBTB dari Kabupaten Dompu. Sementara DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN DOMPU pada periode tersebut tercatat sebagai PELAPOR KARYA BUDAYA.
Karena demikian, ucapan selamat dan terima kasih kita haruslah terbagi secara merata kepada para tokoh-tokoh zaman sekarang maupun di masa lalu yang pada saat ini berhasil menjadikan TIMBU DAN MUNA PA'A sebagai WBTB dari Kabupaten Dompu.
Saya sangat menyarankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten DOMPU melakukan penelusuran tokoh bernama AKMAL dan satunya lagi yang namanya tidak dicatat tersebut. Juga para senior di jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu periode 2010-2011 untuk diberikan Penghargaan yang tinggi atas inisiatif hebat mereka mengupayakan Pelaporan Kekayaan Budaya kita pada puncak acara Peringatan Hari Jadi Dompu 2024.
Jasa mereka untuk hal ini sangat besar. Sebab bila kita sama-sama sadari, jika saja tidak ada inisiatif dan perjuangan dari mereka untuk mendaftakan Warisan Budaya tersebut, kemungkinan KEKAYAAN BUDAYA DOMPU bernama TIMBU dan TEMBE MUNA PA'A tidak akan menjadi WBTB dari Kabupaten Dompu.
Semoga tokoh-tokoh yang saya sebutkan di atas masih bisa kita temui dan bisa kita berikan langsung kepada mereka sebuah penghargaan besar dan terima kasih setinggi-tingginya atas inisiatif mulia beliau-beliau 'Menyelamatkan' Kekayaan Budaya Dompu bernama TIMBU dan TEMBE MUNA PA'A.
Kita berhutang rasa dan berhutang jasa kepada mereka. Semoga menjadi Amal Jariyah sampai kiamat kelak, beserta keluarganya.
Saya berharap tokoh-tokoh tersebut masih hidup dan bisa menerima secara langsung kebanggaan dan penghargaan dari kita. Atau bisa juga keluarganya.
Dalam beberapa kesempatan berdiskusi, saya sering mengingatkan beberapa pihak terkait agar tidak melupakan mereka dan melakukan penelusuran sesegera mungkin untuk mengetahui keberadaan para Pahlawan Budaya Tersebut.
Sekian,
Lereng Merapi, 16 April 2024, 19:00 WIB
(Pada saat tulisan ini di rilis, penulis menerima banyak pesan dan panggilan mengabarkan bahwa Sang Pahlawan Tembe Muna Pa'a bernama Ibu Akmal sudah meninggal dunia 5 tahun yang lalu.
Kita doakan semoga amal ibadah beliau menjadi Amal Jariyah...
Sementara Pahlawan Tembe Muna Pa'a lainnya yang belum tertulis ternyata bernama Umi Hajrah.
Kedua tokoh ini adalah sosok penting di balik eksistensi Tembe Muna Pa'a di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, NTB, sampai sekarang...)