Adapun Kelas Penggerak menampilkan tiga narasumber, yakni Kmas Ardani Amalsyah (Direktur YPAD), Lila Nursusilawati (Ketua Kombel SMAN 2 Kilo), dan Amarhadi (Kepala SMAN 2 Kilo).
Demikian pula Kelas Pendidik diisi tiga narasumber yaitu Karyani (Kepala SMPN 5 Satu Atap Pekat), Muh. Elyas Prabowo (Kepala SDN 17 Manggelewa), dan Agus Supriadi (Guru SMAN 1 Manggelewa).
Ketua IGI Kabupaten Dompu, Ida Faridah mengemukakan Temu Pendidik Nusantara (TPN) XI hadir sebagai forum tahunan. Pada tahun ini diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Daerah Kabupaten Dompu bekerja sama dengan Yayasan Guru Belajar dengan tema "Pemimpin Pendidikan Berdaya".
Antusiasme ratusan guru sebagai peserta TPN XI di Aula Pendopo Bupati Dompu, Sabtu (13/7/2024)Disebutnya dari 110 peserta yang telah mendaftar, Dompu terpilih menjadi salah satu daerah penyelenggara TPN XI pada level 1 target 50 peserta dengan tiga kegiatan unggulan yaitu Talk Show, Kelas Penggerak, dan Kelas Pendidik.
Dr Dodo Kurniawan saat mengisi acara Twlk Show Pendidikan dan Kurikulum menguraikan bahwa secara makro untuk memajukan negara dan daerah diperlukan adanya SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas tercipta dari Pendidikan mulai dari TK - Perguruan Tinggi.
Disebutnya kualitas SDM guru sangat ditentukan oleh kualitas Kampus Keguruan.
"Kami STKIP YAPIS Dompu siap mencetak guru-guru yang Unggul, Berkarakter dan Berdaya saing sesuai Visi kami," ujarnya sembari menyebut STKIP YAPIS Dompu telah mendapat sertifikasi akreditasi B (Baik Sekali) dari Kemendikbudristek RI.
Dr. Dodo mengatakan pihaknya akan terus menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru melalui skema penelitian dan pengabdian masyarakat, baik lewat hibah Kemdikbudristek maupun Dana Mandiri Kampus.
Sedangkan Dr. Baharudin dari Kemendikbudristek memaparkan tentang poin-poin kebijakan Kurikulum Merdeka.
"Merdeka Belajar ingin mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan, yaitu sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dengan nilai-nilai Pancasila," paparnya.
Dikatakannya, Kurikulum Merdeka adalah salah satu alat bantu utama untuk melakukan transformasi pendidikan dan mewujudkan sekolah yang berkualitas. Kurikulum Merdeka memudahkan guru dan kepala sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dan indikator lain yang diukur dalam Asesmen Nasional/Rapor Pendidikan, akreditasi sekolah/ madrasah, serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada kepala satuan Pendidikan Menyusun kurikulum satuan Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya masing-masing. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasan kepada Guru untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
"Dengan fokus pada materi esensial dan struktur yang fleksibel, Kurikulum Merdeka memudahkan guru melakukan pembelajaran terdiferensiasi, mengasah bakat dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara lebih menyeluruh," urai mantan dosen di STAI dan STKIP Al Amin Dompu itu.
Lebih lanjut Dr. Baharudin menerangkan dkungan Kemendikbudristek untuk membantu guru dan sekolah belajar menerapkan Kurikulum Merdeka, antara lain Platform Merdeka Mengajat (PMM) menyediakan perangkat ajar Kurikulum Merdeka. Ini mencakup buku teks, buku bacaan, contoh kurikulum sekolah, contoh modul, dan instrumen asesmen kelas yang terus disempurnakan secara berkala.
PMM juga menyediakan modul agar semua guru bisa mendapat materi pelatihan yang berkualitas, misalnya tentang Makna Kurikulum dalam Pendidikan, dan Struktur Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka;
PMM juga mendukung sekolah membentuk komunitas belajar secara luring maupun daring, menghubungkan sekolah dengan narasumber praktik baik dari sekolah lain.
PMM memungkinkan guru belajar dari inovasi/contoh praktik baik yang sudah diterapkan oleh guru lain. Program Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan SMK PK melatih guru dan kepala sekolah untuk menerapkan menjadi narasumber praktik baik Kurikulum Merdeka.
Kemendikbudristek juga melakukan berbagai pelatihan yang lebih spesifik, termasuk untuk guru informatika, guru bahasa Inggris, guru PJOK, guru PAUD, dan guru pendidikan inklusi.
Mantan Wakasek Kurikulum SMAN 1 Manggelewa ini menegaskan Kurikulum Merdeka tidak hanya bisa diterapkan dengan baik oleh sekolah yang memiliki fasilitas lengkap atau di daerah perkotaan melalui program Awan Penggerak yang memudahkan guru di daerah yang tidak memiliki koneksi internet stabil untuk mengakses perangkat ajar dan modul pelatihan di PMM secara offline (luar jaringan). Lebih dari 15 juta eksemplar (716 judul) buku bacaan berjenjang yang menarik telah disusun dan dikirim ke lebih dari 5.900 PAUD dan lebih dari 14.500 SD di daerah tertinggal, disertai dengan pelatihan untuk mengelola buku dan menggunakannya dalam pembelajaran.
Publik juga dapat mengakses dan mengunduh berbagai buku bacaan bermutu melalui buku.kemdikbud.go.id; Program Guru Penggerak telah berjalan dari angkatan 1 sampai dengan angkatan 9 dan telah menjangkau 502 kab/kota di 38 provinsi di Indonesia, termasuk 1.792 guru di daerah khusus/intensif/3T.
"Dalam Implementasi kurikulum merdeka diharapkan setiap komponen berperan aktif sehingga tujuan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila bisa tercapai," ulasnya.
Usai pemaparan dari kedua pemateri, dalam acara talkshow Pemdidikan dan Kurikulum yang dipandu moderator Ida Faridah (Ketua IGI Dompu) itu juga dibuka sesi tanya jawab.
Acara dilanjutkan dengan Kelas Penggerak dan Kelas Pendidik dengan narasumber sebagaimana disebutkan di atas. Kegiatan itu berlangsung hingga pukul 17.00 Wita. (emo).