Foto bersama usai coffee morning para Komisioner KPU Dompu bersama awak media di Kafe Uma Tua Rabalaju Dompu, Jumat (23/8/2024)
Koranlensapos.com - Sebagai upaya pelestarian budaya Dompu, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dompu turut mengambil bagian. Pada masa pendaftaran yang dijadwalkan tanggal 27 - 29 Agustus 2024, Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu beserta istri diminta untuk mengenakan pakaian adat.
"Kami sudah mengumumkan kepada partai politik pada saat Rakor bahwa minimal pasangan bakal calon menggunakan pakaian adat bersama istri," kata Komisioner KPU Kabupaten Dompu, Yusuf dalam acara Coffee Morning bersama para awak media di Kafe Uma Tua Rabalaju, Jumat (23/8/2024).
Di samping itu, lanjutnya pihak KPU akan menyambut kedatangan rombongan Bapaslon juga secara adat Dompu.
"Di KPU kami juga akan menyambutnya secara adat.
Adat tarian Wura Bongi Monca dan prosesi-prosesi peneriman secara adat," ucapnya.
Ia berharap mudah-mudahan cara-cara seperti ini menjadi kontribusi KPU terhadap pelestarian sejarah dan budaya Dompu.
Upaya pelestarian budaya daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu itu oleh KPU Kabupaten Dompu telah dimulai sejak launching Pilkada Dompu pada bulan Mei 2024 lalu. Biasanya di berbagai daerah, launching menggunakan sirene, namun KPU Dompu menggunakan cara yang unik yakni Kareku Kandei. Kareku Kandei artinya membunyikan lesung secara bersamaan dan beruntun oleh beberapa orang dengan menggunakan alu. Lesung dan alu adalah alat penumbuk padi (gabah) untuk dijadikan beras oleh masyarakat Dompu di masa lalu.
Demikian juga maskot Pilkada Dompu diangkat dari kearifan lokal masyarakat Dompu yakni "Sahe Hodo" yang artinya kerbau Hodo. Hodo adalah nama destinasi wisata pantai di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu. Di lokasi ini banyak ditemukan hewan ternak kerbau yang berendam dalam air.
Yusuf menyebut pula tagline Pilkada yang digunakan KPU Kabupaten Dompu adalah Manggini Manggari Mataroa. Ketiga diksi itu berasal dari bahasa daerah Dompu yang sarat makna filosofis.
Manggini mengandung harapan Pilkada berjalan penuh integritas oleh penyelenggara, serta berkualitas oleh tim pemenangan dan partai politik. Adapun Diksi Manggari mengandung harapan agar Pilkada disambut dengan riang gembira oleh masyarakat.
Walaupun berbeda pilihan, tetapi masyarakat tetap riang gembira penuh rasa kekeluargaan.
"Sedangkan diksi Mataroa selain mengandung harapan penyelenggaraan Pilkada secara transparan dan akuntabel, juga mengandung harapan agar Pilkada melahirkan pemimpin yang bisa membawa kecerahan dan harapan-harapan yang lebih baik ke depan di Kabupaten Dompu," pungkasnya. (emo).