Tindak Lanjut Seminar Budaya, Bappeda dan Litbang Dompu Laksanakan Rakor Bahas Impelementasi Kurikulum Mulok

Kategori Berita

.

Tindak Lanjut Seminar Budaya, Bappeda dan Litbang Dompu Laksanakan Rakor Bahas Impelementasi Kurikulum Mulok

Koran lensa pos
Kamis, 15 Agustus 2024
Rakor di Aula Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu membahas rencana implementasi Kurikulum Mulok Budaya Dompu, Rabu (14/8/2024)


Koranlensapos.com - Salah satu dari 10 rekomendasi yang dihasilkan dalam Seminar Sehari Budaya Dompu pada 1 Agustus 2024 lalu yakni disusun bahan pembelajaran muatan lokal sejarah dan budaya Dompu (poin ketiga).

Menindaklanjuti rekomendasi dimaksud, Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu melaksanakan Rapat Koordinasi. Rakor berlangsung di Aula Kantor Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu pada hari Rabu (14/8/2024).


Rakor dipimpin langsung Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, H. Gaziamansyuri didampingi Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Dompu, H. Rifaid dan Ketua Majelis Adat Dana Dompu (MADD), Sayuti Melik.

Hadir mengikuti Rakor tersebut para pejabat di Dinas Dikpora, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, para tokoh pendidikan serta para pegiat budaya di daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu itu.

"Atas nama Pemerintah Daerah kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada adik-adik saya yang telah menyelenggarakan seminar budaya di awal Agustus 2024 sehingga menghasilkan salah satu rekomendasi yaitu rencana implementasi kurikululm muatan lokal tentang budaya Dompu di sekolah SD maupun SMP," ucap Kepala Bappeda mengawali sambutannya pada Rakor itu.

Dikatakannya, seminar itu telah mengilhami Pemerintah Daerah untuk memikirkan tentang pemajuan budaya di Kabupaten Dompu. Diakui oleh birokrat senior ini bahwa perhatian Pemda selama ini terhadap kebudayaan masih sangat minim. 

"Berkat seminar itu membuat kita berpikir jauh ke depan bahwa pemajuan kebudayaan ini benar-benar akan membawa dampak yang sangat baik bagi pembangunan di daerah ini," ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Dompu di masa kepemimpinan Bupati H. Abubakar Ahmad (Ompu Beko) ini menghendaki implementasi Kurikulum Mulok Kebudayaan Dompu akan mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2025. Untuk itu, Kepala Bappeda selaku pimpinan Rakor membentuk Kelompok Kerja (Pokja) guna membahas penyusunan Kurikulum Mulok. Pokja itu berada di Dinas Dikpora Kabupaten Dompu bekerja sama dengan Disbudpar, MADD dan para pegiat budaya Dompu.

Pada kesempatan yang sama, pegiat budaya Dompu, Nurhaidah menyampaikan apresiasi kepada Pemda Dompu melalui Bappeda dan Litbang, Dinas Dikpora dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang merespons cepat hasil rekomendasi seminar budaya dengan pembahasan kurikulum Mulok untuk pembelajaran di SD dan SMP.

Dikemukakan putri budayawan almarhum Israil M. Saleh itu bahwa pembelajaran muatan lokal sangat penting untuk mengenalkan tentang budaya masyarakat Dompu yang diwariskan secara turun-temurun dari zaman ke zaman.

Menurut Nurhaidah, kebudayaan Dompu telah tergerus oleh perubahan zaman bahkan diabaikan oleh masyarakat Dompu sendiri. Karena itu melalui pembelajaran Mulok di sekolah-sekolah diharapkan budaya-budaya warisan leluhur  bisa dipelajari dan dipahami oleh generasi bumi Nggahi Rawi Pahu berikut nilai-nilai dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Dikatakannya seminar budaya yang digelar sehari di Aula Pendopo Bupati Dompu pada 1 Agustus 2024 lalu untuk menjawab berbagai pertanyaan publik yang masih meragukan eksistensi Dompu di masa lampau. Karena itulah pada acara tersebut, tidak hanya dalam bentuk pemaparan materi oleh para narasumber yang mumpuni, tetapi juga memamerkan foto-foto dan manuskrip kuno hasil penelitian para ahli dari Balai Arkeologi. 

"Foto-foto itu menunjukkan kebudayaan Dompu di masa paleolitik atau istilah kita masa Ndalu tentang cara mencari makanan, lalu di masa neolitik ketika masyarakat saat itu sudah bisa berburu dan menanam tanaman, masa budaya Hindu karena adanya ekspansi Majapahit dan terakhir masa kebudayaan Islam. Jadi foto-foto yang ditampilkan itu sesuai dengan hasil riset. Bukan interpretasi kami," urainya.

Dalam seminar budaya itu juga ditampilkan buku-buku yang ditulis para ahli berdasarkan hasil penelitian arkeologi dari masa ke masa di wilayah Kabupaten Dompu.

"Tentang eksistensi Dompu di masa lampau bukan hasil rekayasa kami, tetapi hasil penelitian para arkeolog yang berkali-kali datang ke Dompu," tandasnya. (emo).