FKUB NTB Roadshow di Dompu, Sosialisasi Program 3M, Cipkon dan Kerukunan Jelang Pilkada Serentak

Kategori Berita

.

FKUB NTB Roadshow di Dompu, Sosialisasi Program 3M, Cipkon dan Kerukunan Jelang Pilkada Serentak

Koran lensa pos
Rabu, 04 September 2024
Kegiatan roadshow FKUB Provinsi NTB dengan Pengurus FKUB Kabupaten Dompu yang berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu, Rabu (4/9/2024)


Koranlensapos.com - Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi NTB melaksanakan Roadshow dengan Pengurus FKUB Kabupaten Dompu. Kegiatan itu berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu, Rabu (4/9/2024).


Kedatangan Ketua FKUB NTB, Dr. Buya Muhammad Subki Sasaki bersama rombongan disambut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu, H. Syamsul H. Ilyas, Ketua FKUB Kabupaten Dompu, Muhammad Alimuddin dan beberapa pengurus FKUB lainnya.

Kakan Kemenag Kabupaten Dompu, Syamsul Ilyas dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terkait keberadaan FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama di Kabupaten Dompu.

"Kami di Kementerian Agama Kabupaten Dompu amat terbantu dengan keberadaan FKUB dalam menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama di Kabupaten Dompu," ucapnya.

Syamsul menerangkan Kemenag, FKUB dan MUI bergandengan tangan dengan pemerintah dalam kegiatan menyapa umat dan mengedukasi masyarakat terkait pembangunan dan penggunaan tempat ibadah, perkawinan antar agama, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harmonisasi antar umat beragama.

Tidak terkecuali menjelang pelaksanaan Pilkada tahun 2024 ini, bersinergi memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar tercipta suasana kehidupan yang sejuk sehingga pesta demokrasi dapat berlangsung dengan aman dan damai.

Selanjutnya Kakan Kemenag menitipkan harapan kepada para tokoh agama yang tergabung dalam kepengurusan FKUB agar terus menyuarakan pesan-pesan kesejukan kepada umat. 

"Tokoh agama harus merangkul bukan memukul agar tercipta suasana kehidupan yang kondusif," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua FKUB Kabupaten Dompu, Muhammad Alimuddin menyampaikan apresiasi kepada Pengurus FKUB Provinsi NTB yang melakukan roadshow di Kabupaten Dompu.

"Mudah-mudahan acara yang kita gelar ini dapat berkontribusi besar dalam mewujudkan masyarakat yang rukun baik internal umat beragama, antar umat beragama maupun antar umat beragama dengan pemerintah. Juga terwujudnya kerukunan antara umat beragama dengan lingkungan sekitar," harapnya.

Kerukunan dengan alam sekitar dimaksudkan Alimuddin, yakni menjaga keseimbangan ekosistem di alam sekitar dengan tidak melakukan pengrusakan agar dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan kehidupan manusia di masa kini maupun di masa-masa mendatang.

Selanjutnya Alimuddin melaporkan kehidupan beragama di daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu itu dalam situasi aman dan terkendali. 
Hal itu tidak terlepas dari sinergi berbagai pihak dalam upaya mewujudkan kerukunan umat beragama. 

FKUB Kabupaten Dompu menggandeng berbagai elemen guna memberikan sosialiasasi dan imbauan kepada masyarakat demi terwujudnya suasana kehidupan beragama yang rukun dan damai. FKUB beberapa kali menggelar dialog antar dan intern umat beragama. Juga dialog umat beragama dengan tokoh lintas agama. Hal itu bertujuan agar harmonisasi kehidupan beragama di Kabupaten Dompu dapat terjaga dengan baik.

Disebutnya FKUB Kabupaten Dompu tidak sekadar menerima dan percaya begitu saja bila ada isu-isu yang muncul. Namun pihaknya kerap turun ke lapangan untuk mengecek secara langsung kondisi yang sebenarnya terjadi.

Di akhir bulan Agustus 2024 lalu, FKUB Kabupaten Dompu juga telah melakukan roadshow ke seluruh kecamatan dengan menggandeng para penyuluh. Tujuannya untuk melakukan sosialisasi terkait pendirian dan penggunaan rumah ibadah sekaligus mendengarkan laporan dari para penyuluh terkait kondisi kehidupan beragama di wilayah kecamatan agar dapat ditindaklanjuti.


Tidak terkecuali menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2024 ini, FKUB juga menggandeng berbagai elemen untuk bersama-sama mewujudkan pesta demokrasi yang aman dan damai.

"Baru-baru ini para tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB Kabupaten Dompu melakukan kegiatan bersama Kodim 1614/Dompu sekaligus menandatangani Deklarasi Pilkada Damai," ungkapnya.


Ketua FKUB Provinsi NTB,
Dr. Buya Muhammad Subki Sasaki mengemukakan roadshow perdananya ini akan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di NTB yang dimulai dari Pulau Sumbawa.

Dikatakannya roadshow ini untuk melakukan sosialisasi 3M (Moderasi, Mediasi, dan Mitigasi), Cipta Kondisi dan Kerukunan dalam Pilkada Serentak 2024.

Dikatakan Buya, sosialisasi tentang moderasi beragama sudah banyak dilakukan. Namun demikian masih ada sebagian masyarakat bahkan tokoh agama yang gagal paham mengenai moderasi beragama. 

"Ada yang mengatakan bahwa moderasi beragama ini mengandung ajaran sesat. Ada yang mengatakan bahwa moderasi beragama ini adalah program yang membolak-balikan ajaran-ajaran agama atau mencampuradukkan antara ajaran agama yang satu dengan yang lainnya (sinkretisme)," tutur pendiri dan pengasuh Ponpes Nurul Madinah Lombok Barat tersebut.

Buya menegaskan moderasi beragama berbeda dengan moderasi agama. Awalan ber- pada kata agama berarti memiliki (memiliki agama).

"Beragama artinya memiliki agama. Sama dengan beristri artinya memiliki istri. Bersuami artinya memiliki suami. Beragama juga bisa bermakna sikap beragama," papar doktor lulusan Arab Saudi tersebut.


Ia menegaskan moderasi beragama sama sekali tidak menyentuh atau mengubah kitab maupun ajaran agama. Namun yang disentuh dalam moderasi beragama adalah sikap beragama.

Diterangkan Buya, bangsa Indonesia dikenal sangat santun, ramah dan toleran. Namun sosilasisasi tentang moderasi beragama tetap diperlukan katena tantangan zaman selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman. Pada zaman dahulu, para orang tua dengan keterbatasan pendidikan yang dilalui, namun mampu menyusun untaian kalimat singkat namun mengandung makna filosofi amat dalam. Dicontohkan untaian moto Kabupaten Dompu Nggahi Rawi Pahu yang mengandung filosofi keselasaran antara ucapan dan perbuatan. Demikian pula semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sebuah kalimat singkat namun mampu menyatukan seluruh perbedaan di bumi Nusantara. Kearifan yang membuat para pendahulu mampu melahirkan kalimat yang bermakna sangat luas dan mendalam itu.

Ditegaskan Buya kembali, moderasi beragama mengajak kepada umat beragama untuk mengendalikan sikap, pikiran,  dan tata krama sehingga tercipta kondisi yang saling menghargai perbedaan yang ada.

"Moderasi beragama bukan (mengubah) agamanya tetapi tata cara bersikap," terangnya.

Dijelaskan mantan Ketua FKUB Lombok Barat tiga periode ini, semua agama yang dianut masyarakat Indonesia memiliki sikap dan tata cara berkeagamaan yang berke-indonesia-an. Nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan masyarakat Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan umat beragama di bumi Nusantara ini.


Dilanjutkan Buya, moderasi saja tidak cukup. Harus ada kelanjutan (sustainability) dari program tersebut. Maka tugas FKUB selanjutnya adalah mediasi terhadap semua yang berpeluang menjadi isu dan konflik sosial. Dikatakannya konflik yang terjadi akibat persoalan politik dan ekonomi sekalipun, FKUB tetap berada di garda terdepan dalam melakukan pencegahan karena pihak-pihak yang bersengketa adalah umat beragama.

Buya juga menekankan dalam menghadapi Pilkada Serentak ini supaya mewaspadai munculnya isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) agar tercipta pesta demokrasi yang aman dan damai. (emo).