Oleh: Firmansyah, S.Psi., M.MKes*
Menarik dicermati dinamika keberadaan geng anak. Geng-geng yang muncul membuat para orang tua khawatir. Di usia belasan tahun anak-anak sudah mampu mengelompokkan diri dalam wadah sosial yang disebut geng.
Kekhawatiran sebagian besar orang tua dan juga berbagai pihak atas kemunculan geng anak ini menjadi bahan diskusi. Perasaan khawatir jangan-jangan sebagian besar anak-anak mereka terlibat geng dan menjadi anggota aktif dari geng-geng tersebut menyelimuti sanubari para orang tua.
Pada dasarnya geng anak terbentuk berdasarkan adanya sikap atau prinsip yang sama dari para anggotanya. Semisal prinsip tersebut mereka ingin mendapatkan pengakuan, eksistensi, penghormatan atau juga sebagai sebuah bentuk perlawanan atas hal-hal buruk yang mereka rasakan di lingkungan sosial mereka.
Guna merekatkan hubungan sosial atau menjadi pijakan dalam berperilaku di antara mereka dalam geng tersebut ada moto tertentu. Moto dijadikan sebagai penyemangat interaksi sosial di antara para anggota geng.
Geng yang terbentuk menurut beberapa ahli psikologi tidak bersifat permanen namun bersifat sementara. Karena sesuatu dan lain hal seiring dengan adanya kesibukan masing-masing anggota maka geng yang terbentuk akan bubar secara teratur.
Beberapa Pemicu Munculnya Geng Anak.
1.Pencarian Identitas.
Masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan identitas diri. Dengan bergabung dalam geng, remaja bisa merasa lebih yakin dan mendapatkan pengakuan tentang siapa mereka.
2.Kebutuhan akan Rasa Terhubung.
Remaja cenderung mencari hubungan sosial yang kuat. Geng memberikan rasa belonging (terhubung) dan dukungan sosial, yang sangat penting saat mereka sedang mencari tempat atau peran dalam kehidupan sosial mereka.
3.Pengaruh Teman Sebaya.
Pada masa remaja, teman sebaya memiliki pengaruh yang besar. Bergabung dengan geng sering kali dipengaruhi oleh tekanan dari teman-teman atau keinginan untuk diterima dalam kelompok.
4.Pencarian Status dan Kepercayaan Diri
Dalam geng, remaja memiliki rasa percaya diri dan status yang lebih tinggi. Ini bisa memberikan mereka rasa keberanian dan kemampuan untuk menghadapi tantangan sosial.
5.Pemberontakan terhadap Otoritas
Beberapa geng terbentuk karena keinginan untuk menentang norma atau aturan yang ada, baik di sekolah, keluarga, atau masyarakat secara umum. Geng bisa menjadi tempat bagi remaja untuk mengungkapkan perasaan frustrasi mereka terhadap otoritas.
6.Pencarian Petualangan atau Keseruan
Beberapa geng terbentuk karena remaja mencari aktivitas yang seru atau petualangan yang lebih berisiko, seperti tindakan yang melibatkan pelanggaran aturan atau perilaku berani.
Secara keseluruhan, geng memberi remaja rasa komunitas, identitas, dan tujuan, meskipun dampaknya bisa positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dianut oleh geng tersebut.
Mencegah Dampak Buruk Geng Anak
Beberapa hal bisa dilakukan untuk mencegah adanya dampak buruk dari geng anak. Perlu dilakukan kegiatan-kegiatan positif guna mendorong anak menjauhkan diri dari perilaku negatif dan tetap berada dalam tindakan positif.
Pemberian kegiatan positif dimaksud tentunya sangat dibutuhkan peran serta dari semua pihak. Semua pihak sesuai dengan kapasitasnya masing-mading bisa berperan merancang kegiatan positif bagi anak yang terlibat geng.
Program-program yang posiitif tersebut bisa berupa kegiatan olah raga bersama, pentas budaya, mengaji bersama, menggambar, bermain musik, bermain teater dan masih banyak lagi kegiatan positif lainnya yang bisa dirancang untuk para remaja yang terlibat gang ini.
Peran Orang Tua Mencegah Anak Terlibat Geng
Orang tua adalah pilar pertama yang memiliki peran penting dalam mencegah anak terlibat geng.
Orang tua bisa memperkuat perannya untuk memberikan kesejukan, kedamaian dan keceriaan bagi anak yang membuat kesehatan mental mereka menjadi kondusif.
Secara garis besar sesuatu hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat anak bisa berperan positif dalam lingkungan sosialnya adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut;
1. Membangun kepercayaan diri
Anak yang percaya diri akan lebih mampu melakukan banyak hal dengan kemampuannya sendiri, berpikir positif, dan bangga dengan dirinya sendiri.
2.Menjaga komunikasi yang baik
Orang tua dapat mendengarkan pendapat dan keluhan anak, serta memberikan perhatian penuh.
3.Mengajarkan cara meredakan stres
Stres adalah hal yang normal terjadi pada anak-anak, dan orang tua dapat mengajarkan anak cara meredakannya.
4.Membiasakan pola hidup sehat
Fisik yang sehat juga berdampak baik pada mental anak.
5.Menjalin hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara orang tua dan anak dapat mencegah anak mengalami gangguan mental.
6.Memberikan kritik yang membangun
Saat mengkritik kesalahan anak, fokuslah pada perbuatannya, bukan pada dirinya.
7. Membangun ikatan keluarga
Ikatan keluarga, lingkungan sosial, dan persahabatan berperan penting dalam pemulihan kesehatan mental.
Demikian kupasan ini, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menghadirkan generasi tangguh ke depannya.
*Penulis: Firmansyah, S.Psi., M.MKes, Ahli Muda Pranata Humas Setda Dompu dan Konsultan Psikologi