Momentum Pilkada 2024, MUI Dompu Gencar Gaungkan Hidup Damai di Tengah Perbedaan

Kategori Berita

.

Momentum Pilkada 2024, MUI Dompu Gencar Gaungkan Hidup Damai di Tengah Perbedaan

Koran lensa pos
Jumat, 15 November 2024
Ketua Umum MUI Kabupaten Dompu, KH. Mokh. Nasuhi (jubah putih tengah) foto bersama jemaah masjid Baiturrahman Desa Ta'a Kecamatan Kempo, Jumat (15/11/2024)

Koranlensapos.com - Majelis Ulama Indonesia dengan berbagai cara terus gencar menggaungkan damai di tengah perbedaan pada momentum Pilkada Serentak 2024 ini.

Dalam minggu-minggu terakhir menjelang hari pemungutan suara yang diagendakan 27 November 2024 ini, MUI Dompu menyampaikan seruan Pilkada damai melalui mimbar khutbah Jumat.

Dalam Surat Keputusan yang ditandatangani Ketua Umum MUI Kabupaten Dompu, Drs. H. Mokh. Nasuhi, M. Si dan Sekretaris Umum, Drs. Tirmizi, sebanyak 6 tim diterjunkan untuk melaksanakan khutbah Jumat di masjid-masjid.

Pada Jumat (8/11/2024) lalu, 6 tim MUI Dompu melaksanakan tugas di Kecamatan Hu'u. Sedangkan pada Jumat (15/11/2024) hari ini, tim-tim yang telah ditunjuk turun ke Kecamatan Kempo.

Ketua Umum, KH. Mokh. Nasuhi (Tim 1) dalam khutbahnya di Masjid Baiturrahman Desa Ta'a Kecamatan Kempo, Jumat  (15/11/2024) menekankan pentingnya saling menghargai perbedaan dan keberagaman.

Dijelaskannya, Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda, baik dalam bentuk, watak, pemikiran, keahlian, 
kepentingan, keyakinan, maupun yang lainnya. 

"Perbedaan yang menjadi sunnatullah ini bagian dari 
anugerah yang Allah berikan supaya manusia dapat 
saling mengenal, sehingga dapat saling membantu dan 
saling melengkapi, atau bergotong royong," jelasnya seraya membacakan Firman Allah SWT dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya 
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian 
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Mengutip QS. Hûd ayat 118,  ditegaskan bahwa 
perbedaan di antara manusia selamanya akan terus berlangsung.

"Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan 
manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih.” 

Menurut Ibnu Katsîr, jelasnya  ayat tersebut maksudnya 
ialah perbedaan akan terus terjadi di antara manusia, dalam masalah agama, keyakinan, tradisi, pendapat, 
maupun pandangannya. 

Disebutnya, dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam 
menghadapi tahun politik ini,  perbedaan yang ada ini kerap 
memicu konflik di antara manusia. Hanya karena berbeda
paham, berbeda kepentingan, berbeda agama, partai
politik, berbeda pilihan dalam Pemilu, berbeda pendapat 
maupun pendapatan, seseorang atau kelompok tertentu 
bermusuhan dengan yang lainnya. 
Menurut wartawan senior ini, dalam keadaan konflik, perbedaan seharusnya 
dipahami sebagai anugerah yang membawa manfaat. Namun realitanya justru dipertentangkan hingga mengobarkan api 
permusuhan. 

"Karena itu Islam mengajarkan kepada kita umatnya untuk menjadi “pendamai” di antara orang-orang yang sedang bermusuhan," ajaknya sembari membacakan Surat Al Hujurat ayat 10 yang terjemahannya 
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena 
itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” 

Mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa sesama muslim adalah saudara tidak boleh 
saling menzalimi dan tidak boleh saling menelantarkan. 

Dalam hadits lain juga menyebutkan Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya".

Masih dalam riwayat Shahih Muslim juga Nabi SAW bersabda (yang terjemahannya) "Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, 
saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” 

Rasulullah juga memberikan gambaran tentang 
keeratan hubungan saling mengasihi dan menyayangi 
antara sesama orang beriman itu dengan kecintaan dan 
kasih sayang terhadap diri pribadinya sendiri. 
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) 'Salah seorang di antara 
kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia 
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dikatakannya pula, dalam perintah mendamaikan juga berlaku bagi orang yang terlibat di dalam konflik itu, yakni mengalah untuk berdamai meski sangat berat dilakukan. Nabi 
Muhammad Saw bersabda (yang artinya) "Tidak boleh bagi seseorang memutus hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. Apabila keduanya bertemu, maka saling berpaling dari yang lainnya. Sebaik-baik keduanya adalah yang mengawali salâm atau mengajak berdamai.” 


Dijelaskan Pengawas Madrasah di Kementerian Agama Kabupaten Dompu ini, tanpa ada perdamaian di tengah perbedaan, niscaya kehidupan ini akan kacau dan selalu dirundung pertikaian. Karena itu jalan perdamaian dan cinta damai harus terus diupayakan, baik ada konflik maupun 
tidak. 

"Terlebih ketika kita dalam menghadapi tahun politik seperti saat ini, agar masing-masing kita menjaga perdamaian di tengah pilhan yang berbeda," pintanya.

Rois Suriyah PCNU Kabupaten Dompu ini menekankan agar 
menghindari saling menghujat, menebar kebencian dan menebar berita bohong yang akan menimbulkan perpecahan. 

"Kalau kita tidak bisa 
mendamaikan, minimal kita jangan membuat kekacauan 
di dalam kehidupan masyarakat," ucapnya. 

Selanjutnya Kiyai Nasuhi mengajak agar bisa hidup secara rukun di tengah-tengah perbedaan pilhan. "Karena itu akan membawa kita pada kedamaian," tuturnya.

Ia meminta setiap muslim harus menjadi pendamai yang memadamkan api permusuhan.

"Kita harus menciptakan kesejukan bukan menjadi provokator yang mengobarkan api pertikaian," pungkasnya seraya mengajak berdoa kepada Allah SWT semoga dijauhkan dari segala pertikaian dan didekatkan pada 
kedamaian yang abadi. (emo).