Koranlensapos.com - Pasca insiden yang dipicu dugaan asusila salah seorang warga pendatang yang mengakibatkan konflik Sosial di Desa Tente, Pemerintah Kabupaten Bima bersama dengan Muspika Kecamatan Woha dan aparat keamanan bahu membahu melakikan penanganan pasca insiden tersebut.
Kabag Prokopim Setda Kabupaten Bima, Suryadin mengungkapkan penanganan secara terpadu dilakukan untuk memastikan keselamatan, memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan, pangan, dan kebutuhan dasar lainnya dan memastikan kehidupan warga dapat kembali berangsur normal sebagaimana biasanya.
Dusebutnya, mengacu pada data yang dirilis Polsek Woha, warga Sumba NTT yang berada di penampungan Dinas Sosial, pasca konflik di Pasar Tente sebanyak 103 orang.
"Dari jumlah tersebut, 71 dewasa terdiri dari 44 laki-laki dan 27 lerempuan, 33 anak-anak terdiri dari 17 laki-laki dan 16 perempuan. Dari 103 orang terdampak, 20 diantaranya balita, 5 orang bayi dan 4 ibu hamil," sebut Kabag Prokopim.
Dikemukakannya sebagai bagian dari upaya perlindungan dan pemulihan, warga yang terdampak konflik sosial ini juga telah diungsikan sementara dan dibangun tenda di halaman kantor Dinas Sosial Kabupaten Bima.
"Dinas Sosial juga melakukan koordinasi pembuatan dapur umum lapangan," ujarnya.
Dukungan lainnya, lanjut Suryadin, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan penanganan kesehatan yang optimal bagi warga terdampak
konflik sosial di Desa Tente Kecamatan Woha sejak Rabu sore 15 Januari 2025.
Selain itu, upaya untuk mendukung pemulihan kondisi psikososial masyarakat yang terdampak juga terus dilakukan.
Tim Tanggap Darurat Bencana BPBD menyiapkan air bersih, logistik tanggap bencana dan trauma healing.
Dukungan pengamanan juga dilakukan untuk menjamin keamanan warga yang dievakuasi. Hal itu berdasarkan hasil rapat koordinasi Muspika Kecamatan Woha (Camat Woha, Danramil dan Kapolsek setempat). (emo).