Koranlensapos.com - Guru Penggerak Angkatan 10 dan 11 di Kabupaten Dompu NTB dikukuhkan. Acara pengukuhan yang digelar di Aula Pendopo Bupati Dompu pada hari Kamis (23/1/2025) itu berlangsung dengan sukses dan lancar.
Pengukuhan dilakukan Bupati Dompu yang diwakili Asisten 3, Ir. Ruslan. Hadir pula pada acara tersebut Ketua Tim Kerja Peningkatan Mutu Balai Guru Penggerak (BGP) NTB, Dr. Ari Dahfid, M. Pd, KCD Dikbud Kabupaten Dompu Titik Nurhaidah, serta Pengawas Pendidikan Dinas Dikpora Kabupaten Dompu.
Usai pengukuhan dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat secara simbolis dan pemakaian selempang kepada 20 guru penggerak (perwakilan Angkatan 10 dan 11).
Ketua Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Dompu, Ida Faridah dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan program Guru Penggerak di Kabupaten Dompu.
"Hari ini, kita menyaksikan momen bersejarah yang menjadi bukti komitmen bersama untuk memajukan pendidikan Dompu melalui para pendidik yang berdedikasi," ucapnya.
Ida menyebut sejak program Guru Penggerak diluncurkan, Kabupaten Dompu telah memiliki 223 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 55 guru Angkatan 2, 51 Guru Angkatan 6,15 Guru Angkatan 8, 30 Guru Angkatan 9, 41 Guru Angkatan 10, dan 31 Guru Penggerak Angkatan 11.
"Jumlah ini bukan sekadar angka, melainkan representasi dari potensi besar yang siap membawa perubahan nyata dalam dunia pendidikan," ucapnya.
Dikatakan Ida, para Guru Penggerak ini telah melalui proses pembelajaran selama 6 bulan secara daring dan luring, dibimbing oleh fasilitator dan pengajar praktik yang kompeten. Mereka telah dibekali pengetahuan, keterampilan manajerial, serta pengembangan karakter kepribadian dan sosial-emosional yang unggul.
"Namun, perlu kami sampaikan bahwa hingga saat ini, banyak Guru Penggerak yang telah memenuhi syarat sesuai aturan dan ketentuan, belum diberdayakan untuk mengemban jabatan strategis seperti kepala sekolah dan pengawas sekolah. Hal ini menjadi perhatian bersama yang harus segera diatasi," harapnya.
Ketua IGI Dompu ini berharap kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Dompu dan jajaran terkait, agar ke depan Guru Penggerak yang ada dapat diberdayakan sesuai dengan kompetensi mereka.
"Jangan ragu untuk memberikan amanah kepada mereka sebagai kepala sekolah dan pengawas sekolah. Karena jika kita ingin pendidikan maju dan visi-misi pendidikan tercapai, maka sumber daya manusia yang berkualitas harus diberi ruang untuk berkontribusi," ujarnya memberi keyakinan.
Ida Faridah juga berharap agar dalam menempatkan seseorang pada posisi jabatan strategis, pemerintah benar-benar mengutamakan kompetensi, integritas, dan kepribadian, bukan berdasarkan kepentingan kelompok atau balas jasa semata.
"Pendidikan adalah investasi masa depan yang membutuhkan pemimpin yang berkarakter, profesional, dan berwawasan luas," ucapnya.
Selanjutnya Ida menyampaikan ucapan selamat kepada Guru Penggerak Angkatan 10 dan 11 yang telah dikukuhkan.
"Ini adalah pencapaian luar biasa yang harus kita syukuri. Namun, perlu diingat, ini bukanlah akhir segalanya. Justru, hari ini adalah awal dari tanggung jawab besar yang menanti di depan," tuturnya.
Dikatakannya Guru Penggerak, tidak boleh berdiam diri. Ruang-ruang belajar serta anak didik adalah ladang pengabdian yang membutuhkan kehadiran guru penggerak.
"Tugas kita adalah menjadi agen perubahan, membawa semangat baru untuk memajukan pendidikan, menciptakan suasana belajar yang inspiratif, dan memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang bermakna," paparnya.
Ida mengajak untuk membuktikan bahwa peran Guru Penggerak bukan hanya sebuah label, tetapi sebuah gerakan nyata yang berdampak. Maka guru pemggerak harus memposisikan diri sebagai teladan dalam sikap, pemikiran, dan tindakan.
"Semoga kehadiran kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi dunia pendidikan, khususnya di Dompu tercinta ini," harapnya.
Disampaikannya pula, Guru Penggerak tidak hanya memikul tanggung jawab untuk membawa perubahan dalam pendidikan, tetapi juga menjaga marwah dan kehormatan profesi ini.
"Marwah Guru Penggerak adalah cerminan nilai-nilai luhur yang kita junjung, baik dalam ucapan, tindakan, maupun sikap kita sehari-hari," ulasnya.
Melalui momen tersebut, Ida
mengajak untuk selalu menjaga nama baik Guru Penggerak. Hindari segala tindakan yang dapat mencoreng integritas sebagai pendidik. Patuhi kode etik profesi, karena sejatinya guru penggerak adalah teladan bukan hanya bagi anak didik, tetapi juga bagi sesama guru dan masyarakat.
"Ingatlah, menjadi Guru Penggerak adalah amanah besar. Amanah ini harus kita jalankan dengan penuh tanggung jawab, ketulusan, dan dedikasi tinggi, agar kehadiran kita benar-benar menjadi inspirasi dan solusi bagi kemajuan pendidikan," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Peningkatan Mutu Balai Guru Penggerak (BGP) NTB, Dr. Ari Dahfid, M. Pd menyampaikan ucapan selamat kepada para guru penggerak yang telah dikukuhkan.
Dikatakannya secara keseluruhan baik reguler maupun rekognisi, jumlah guru penggerak di Kabupaten Dompu telah mencapai 227 orang.
"Kalau para guru penggerak ini mampu didistribusikan dengan baik, akan memberikan dampak yang cukup luar biasa bagi dunia pendidikan kita," kata doktor muda tersebut.
Dikemukakan Ari, bila melihat indeks pendidikan di Kabupaten Dompu berdasarkan rata-rata provinsi maupun nasional masih rendah. Maka selain peran pemerintah, sangat diharapkan dedikasi dan pengabdian yang tinggi dari para guru penggerak untuk peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Dompu ini.
Ucapan selamat juga disampaikan Asisten 3 Setda Dompu, Ir. Ruslan yang mewakili Bupati Dompu.
"Semoga setelah dilantiknya para guru ini dan penyerahan sertifikat pendidik, nantinya guru-guru ini, akan menjadi contoh teladan dan panutan bagi guru-guru yang lain yang ada di sekolah dan siap mendedikasikan semua ilmunya untuk kemajuan pendidikan di daerah Bumi Nggahi Rawi Pahu," pintanya.
Dikatakan birokrat senior yang familiar disapa Dae Mpeo itu,
guru penggerak adalah
pemimpin pembelajaran yang
menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada
murid. Guru penggerak
menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk
mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila.
"Program ini merupakan upaya
untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia, dalam mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Dalam praktiknya, kegiatan ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, yang mencakup kompetensi literasi
dan numerasi, serta karakter yang diawali dengan SDM Kepala Sekolah dan guru yang unggul," urainya.
Ruslan menyampaikan rasa bangga karena guru penggerak bukan diangkat, tetapi dipilih dan diseleksi dengan baik.
"Artinya, bapak/ibu guru penggerak memiliki kompetensi sumber daya manusia yang bisa diandalkan. Untuk terpilih
mengikuti pendidikan agar bisa
menjadi penggerak tentu tidak
mudah dan memerlukan kerja
keras, program pelatihan secara
daring, lokakarya dan pendampingan sehingga para guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran, insan perubahan yang dapat
mentransformasi pendidikan ke
arah yang lebih baik," pungkasnya. (emo).