Perambahan Hutan di So Air Terjun Panca Saneo Disorot

Kategori Berita

.

Perambahan Hutan di So Air Terjun Panca Saneo Disorot

Koran lensa pos
Rabu, 22 Januari 2025
Potret kerusakan hutan di kawasan So Air Terjun Panca Saneo

Koranlensapos.com - Perambahan secara masif terjadi di kawasan hutan Saneo tepatnya di sekitar So Air Terjun Panca saat ini. 

Hal itu menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran sejumlah tokoh muda yang masih memiliki rasa cinta terhadap pelestarian hutan, serta peninggalan sejarah dan budaya leluhur masyarakat Saneo di masa lampau.

Salah satunya adalah Juraid. Ia mengaku sangat prihatin dengan sikap apatis sebagian dari masyarakat Saneo sendiri yang seolah membiarkan kerusakan itu terjadi di depan mata.

Bukan hanya itu, Juraid menengarai oknum-oknum petugas dari Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Toffo Pajo Soromandi turut berkonspirasi dalam aksi ilegal ini. Tidak hanya melakukan pembiaran, justru ia menduga oknum-oknum yang seharusnya menjaga dan melindungi hutan itu telah 'bermain mata' dengan perambah hutan. Kuat dugaannya para oknum petugas menerima 'setoran' dari oknum-oknum warga yang membuka hutan.  

"Petugas justru menunggui warga yang kerja (membuka hutan,red)," ungkap Juraid.


Juraid tak tahu ke mana harus mengadukan persoalan ini. Ia kesal dan kecewa menyaksikan drama kerusakan hutan yang terus terjadi di depan matanya. Saban hari diketahuinya pembukaan lahan di kawasan hutan lindung itu terus berlangsung.

Menurutnya selain merusak kawasan penyangga mata air sebagai sumber kehidupan, aksi perambahan ini juga akan berdampak meluas pada kekeringan, banjir dan tanah longsor. 
Belum lagi pada persoalan sejarah dan budaya. Di dalam kawasan itu terdapat menhir (batu pancang) dan banyak kuburan kuno yang menjadi makam leluhur masyarakat Saneo. Di kawasan itu pula banyak terdapat pepohonan durian langka yang berusia ratusan tahun peninggalan nenek moyang masyarakat Saneo.

Media sosial menjadi tempat curhatnya. Juraid menumpahkan semua kekesalan dan kekecewaannya terhadap aktivitas pengrusakan hutan di kawasan tutupan negara itu melalui beranda facebooknya Dou Saneo Mantoi.

Melalui postingan-postingannya itu, Juraid ingin masyarakat Saneo sendiri memiliki kesadaran kolektif menjaga hutan yang masih tersisa itu. Ia juga menginginkan pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah harus turun tangan untuk melindungi kawasan itu dari perbuatan tangan-tangan jahil dan serakah. Ia mau ada tindakan tegas dari pemerintah. 

Juraid khawatir bila kawasan ini rusak, maka keberadaan Air Terjun Panca hanya tinggal cerita. Menhir dan makam-makam kuno yang menyimpan nilai sejarah dan budaya Saneo Mantoi (Saneo kuno) itu hanya tinggal kenangan. Pepohonan durian langka itu pun akan punah. Bencana alam pun tinggal menanti di depan mata. Ia menginginkan aktivitas ilegal itu harus diakhiri. Pemerintah desa juga harus ambil bagian melarang oknum warga yang hendak melakukan pembabatan di kawasan itu.

"Kalau hutan di kawasan ini rusak, maka air terjun akan rusak, menhir dan durian juga akan hilang. Mata air akan habis," pungkasnya. (emo).