Foto bersama usai kegiatan dialog publik yang diselenggarakan oleh KKN PMD Unram di Desa Karamabura, Sabtu (26/1/2025)
Koranlensapos.com - Kerusakan hutan yang begitu masif serta terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu menjadi keprihatinan para mahasiswa dari Universitas Mataram yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata - Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN-PMD) di Desa Karamabura Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu. Tidak terkecuali pemerintah desa setempat.
Dengan menggandeng Komunitas Pemuda Desa Kamarabura (Kompak-DT), PMKM dan KPH Toffo Pajo Soromandi (Topaso), para mahasiswa ini menyelenggarakan Dialog Publik pada Sabtu (25/1/2025) lalu.
Tema yang diangkat cukup apik dalam bahasa daerah yakni "Ndai Jaga Bumi, Bumi Jaga Ndai". Tema tersebut padat makna. Mengandung arti jika kita menjaga bumi, maka bumi pun akan menjaga kita.
Acara yang berlangsung di SD 27 Desa Karamabura ini menghadirkan narasumber Iksan, SP dari BKPH Topaso. Hadir pula pemerintah desa setempat, para pemuka masyarakat, tokoh-tokoh muda dan masyarakat umum.
Kades Jaharudin yang diwakili stafnya saat membuka kegiatan itu menyampaikan bahwa dialog publik ini merupakan salah satu langkah awal untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat agar tidak membabat hutan terutama di area vital hutan lindung penyangga mata air.
Iksan menjelaskan bahwa perlindungan hutan menjadi tanggung jawab bersama. KPH Topaso tidak henti-hentinya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga hutan agar tidak dirambah oleh oknum-oknum yang tidak.bertanggung jawab.
"Kerusakan hutan ini dampaknya akan dirasakan langsung seperti terjadinya banjir di musim hujan dan krisis air bersih di musim kemarau," jelas Iksan.
Iksan menekankan kesadaran kolektif masyarakat sangat dibutuhkan. Selain untuk menjaga kawasan hutan yang masih tersisa, juga merehabilitasi di lokasi yang sudah menjadi areal perhutanan sosial.
Penyampaian materi dalam dialog publik ini diikuti dengan antusias oleh para para tokoh muda setempat. Terbukti dalam sesi tanya jawab banyak peserta yang mengacungkan jari untuk bertanya kepada pemateri. Salah satu pertanyaan kritis peserta mendesak kepada KPH Topaso untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam menghentikan aktivitas perambahan hutan oleh oknum-oknum masyarakat. Pihak KPH Topaso sebagai institusi berwenang diminta untuk memetakan wilayah hutan yang bisa digarap dan yang tidak bisa digarap.
"Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram berharap masyarakat setempat agar tidak membabat hutan terutama di area vital penyangga mata air dan menanam kembali pohon produktif seperti kemiri, durian, alpukat dan lainnya untuk menghijaukan kembali hutan yang telah gundul dan hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri," harap Ahmad, Ketua KKN PMD Unram di Desa Karamabura. (emo).